Lihat ke Halaman Asli

Elly Suryani

TERVERIFIKASI

Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Pagi Tanpa Secangkir Kopi

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sungguh, aku mengutuk pagi itu
sebab ia tak beriku secangkir kopi
ia tak berasap dan tak beraroma
juga hambar dan menjengkelkan

sebab pagi tanpa secangkir kopi adalah kemustahilan
mustahil beri inspirasi
mustahil beri hentakkan jiwa
kau lihat, hanya waktu mengerang sia-sia

maka kukutuk pagi itu dengan sumpah serapah
bukan saja karena ia tak berasap dan tak beraroma
sebab ia tak bisa buat jiwaku terbang
terbang dari rasakan sedih sebab tak ada kabar darinya

Pretttt. Ini pagi paling sompret...
(Desisan Ilalang ketika sebuah pagi tak berinya secangkir kopi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline