Hah, pagi yang indah. Keindahan tak terusik oleh apapun. Televisi masih menyala. Ayam-ayam, sejak tadi sudah berhenti kokoknya. Di luar, beberapa tetangga mulai membuka pintu rumah. Berjalan tanpa alas kaki bersama anak-anak mereka. Udara pagi memang sejuk untuk dihirup.
Sesuatu di kepalanya menghambur. Seolah udara sejuk itu telah memacunya untuk keluar,
"Pagi mbak...", seorang tetangga menyapanya
Mungkin bukan udara sejuk itu yang memacunya tapi sapaan itu. He, entah kenapa, untuk alasan yang tak jelas, dia sering jengah dengan sapaan "Mbak" itu.
Dia meracau,
coba, apa sih artinya mbak..?
panggilan untuk seorang perempuan...!?
cantik, disapa mbak
jelek, mbak juga,
lebih tua atau lebih muda, kadang tetap disapa 'mbak"
Ya ya ya. "Mbak", ... sekedar panggilan. Sapaan yang telah bergeser dari makna sebenarnya. Sekarang, ya sapaan untuk menghormati. Begitulah kata Pariyem, tetangganya, asli Wonogiri.