Mbah Giyo sedang istirahat santai di halaman rumahnya. Ia duduk di selonjoran di sebuah gazebo kayu. Orang bilang , itu lesehan. Sebatang rokok terselip di bibir mbah Giyo. Tentu saja mengeluarkan asap.
Sedang mbah Giyo begitu, tiba-tiba istrinya menghampiri,
"Mbok saya dibelikan HP baru toh pakne. Smartphone..."
"Lha kenapa HPmu...?" tanya mbah Giyo
"Wis, suka ngadat. Malu aku sama teman-teman arisan"
Mbah Giyo jengkel. Ingin rasanya menyadarkan istrinya dengan mengguncang tubuhnya, seandainya bisa. Hanya, ya mbah Giyo tau kalau istrinya itu, karena istri sambungan, ya masih kinyis-kinyis. Tentu seleranya masih kinyis-kinyis juga. Masih ingin menurutkan kemauannya sebagai orang muda. Ya, punya smartphone. Itu lho, HP pintar yang bisa chatting. Bisa kirim email. Bisa faximili. Kameranya di atas 5 megapixel. Akses internetnya cepat. Bisa FB. Twitter dan segalanya, hehe.
Mbah Giyo terdiam. Terdiam cukup lama hingga membuat istrinya jengkel lalu meninggalkannya di gazebo itu. Sepeninggalan istrinya, mbah Giyopun berdesah,
"He..., smartphone. Tai kucing..''
"Kalau suka ngadat, cepat rusak, bukan smart namanya.."
" Buatku smartphone itu kalau HP itu bisa mengerti kondisi tuannya. Itu baru smart.."