Lihat ke Halaman Asli

Elly Suryani

TERVERIFIKASI

Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Pret, Pagi Ini Tak Bersama Para Kampret

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jangan, jangan tanya mengapa pagi ini bernada "Pret".  Kau tak kan tau bedanya. Apa bedanya pagi pret dan pagi yang tak Pret ?  Bagimu tak ada beda, bukan ? Sedang bagiku, ah kau baca saja..

Sebab para kampret sedang tidur nyenyak dielus ketenangan pagi. Waktu  yang melesat ketika orang-orang begerak . Bergerak ke sekolah. Ke tempat kerja. Ke pasar pagi memanggul sekeranjang sayur dan sepikulan gerobak berisi ayam. Maka pagiku melesat tanpa para kampret.

Tak ada beda bukan, bagimu.  Tidak bagiku. Sebab para kampret  telah berikan sumpah serapah juga kisah tentang hari yang berlari. Tentang seulas pesan melesat ke langit. Tentang secangkir kopi yang bawa berjuta gesah juga puisi ketika asapnya meletup.

Pret, pagiku tak berwarna sebab tak ada para kampret. Para kampret adalah asa yang kulepas ketika malam menjuntai pada tepinya. Kutanggalkan dia ketika pagi menyingsing tadi sambil ia melambaikan tangannya. Sebab itu tak ada para kampret bersamaku pagi ini. Hambar. Sepenuhnya tak berwarna.

Orang-orang terus bergerak. Sedang para kampret sedang terkulai pada lelahnya. Lelah yang tak berupa dan sia-sia. Terkutuklah para kampret, pretttt !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline