Lihat ke Halaman Asli

Elly Suryani

TERVERIFIKASI

Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Perempuan Berbaju Ungu dan Angin Biru

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sudah hampir dua jam aku menunggu. Telah hampir sebungkus rokok  kuhisap di bibirku. Entah telah berapa pasang mata melirikku ingin tau. Malam bergerak makin sendu. Kau belum juga tiba disini kekasihku.

Telah kuangkat rambutku membentuk gelungan sendu kesukaanmu. Sudah  kukenakan baju batik ungu warna yang cocok untukku katamu. Entah telah berapa tetes peluhku jatuh di balik gaunku sebab aku rikuh. Kau belum juga menampakkan diri disini kekasihku.

Maka kepada angin yang lalu di hadapanku kutitipkan pesan untukmu,

'Sayang, satu batang rokok lagi aku menantimu....."

"Setelah itu si baju ungu tak lagi menantimu. Jangan harap ia ada untukmu"

Pesan yang tak sampai. Sebab angin segera menjelma menjadi kekasihnya sebelum sebatang rokok terakhir itu tandas. Perempuan berbaju ungu menanti kekasih di malam sendu lalu ditipu angin biru.  Malam yang janggal dan seolah berbisik, 'Jangan buang waktu'. Entah siapa yang tertipu dan menipu. Hehe, betapa melankolisnya udara malam ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline