Lihat ke Halaman Asli

Elly Suryani

TERVERIFIKASI

Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Derap Sepatu Hujan, pada Mulanya adalah Rasa

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada mulanya adalah rasa

Ia yang menghentak-hentak di jiwa

Menggedor pintu-pintu asa

Melompati nada dan kata

Hujannya bak nyanyian jiwa

Getarkan langit semesta

Menimbulkan rasa rasa

Melahirkan untaian kata

Sajak-sajaknya mengeja

Derap Sepatu Hujannya

Kau kan rasakan rinainya

Sekelebatan rasa menghujan

Maka bacalah baca

Derap Sepatu Hujan

Sajak-sajaknya mengeja rasa

Ia yang pulang kepada hujan

Begitulah kesan saya terhadap buku “Derap Sepatu Hujan” karya Edy Firmansyah. Sengaja saya buka dalam beberapa larik kata. Entah ia sajak atau apa. Buku itu berisikan 104 puisi. Edy Firmansyah, penulis kelahiran Pamekasan Madura yang sudah banyak menerbitkan kumpulan cerpen dan puisi. Ini buku yang layak anda miliki. Tak kan anda tau kekuatan isinya sebelum anda membacanya sendiri. Lihatlah nanti dalam aneka puisinya. Hujan Bulan Desember. Tak Ada Natal Di kampungku. Cinta Kita Belukar. Sajak Pulang. Dan lain-lain.

Ketika ia (Edy Firmansyah) bertanya “Apakah yang memaksa kita membuat puisi ...? Maka setelah membaca bukunya, tanpa ragu saya jawab : Rasa. Rasalah yang memaksa kita membuat puisi, tanpa kita sadari. Rasa, sesuatu di jiwa yang muncul seketika dan tak mampu kita pungkiri. Rasa yang menghentak-hentak ketika sesuatu memenuhi ronggga jiwa. Rasa terhadap apa saja, kesedihan, kegalauan, gelisah dan kebahagiaan. Rasa yang akan menjadikan manusia bisa mengambil hikmah dan menatap kesedihan dengan senyuman. Kekuatan rasa, akan membuat kesedihan menjadi sebuah puisi. Membuat kebahagiaan menjadi sajak cinta. Menjadikan kegelisahan sebagai sebuah pemberontakan dan pendobrakan yang mungkin mencekam.

Maka Kumpulan Puisi Edy Firmansyah dalam buku “Derap Sepatu Hujan” ini memperlihatkan kepada kita sebuah kekuatan rasa. Rasa terhadap aneka realitas kehidupan. Rasa yang terus mengucur seperti rinai hujan. Rasanya begitu kuat, seperti jalan pulang yang tenang sekaligus melegakan.

Review pertama untuk karya para sahabat. Review berikutnya adalah buku “Black Book” Winda Krisdanefa. Masih menunggu tibanya buku itu. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline