Lihat ke Halaman Asli

Menjadi Lebih Dekat dengan Realitas

Diperbarui: 24 Februari 2021   22:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

id.go-travels.com

Satu hal yang barangkali perlu kita akui sebagai suatu yang paling mendasar dalam keseluruhan perjalanan hidup bersama yan lain dan alam semesta adalah perihal eksistensi kita sebagai makhluk sosial. Lebih tepatnya, ini terkait perjalan reflektif untuk menjadi semakin dekat dengan realitas kehidupan. 

Maka, berbicara eksistensi, pada prinsipnya membutuhkan semacam semangat untuk memberi perhatian penuh terhadap relasi masing-masing kita dengan segala apa yang berproses di sekitar kita. Yang pada akhirnya, perhatian atas relasi tersebut kemudian menjadi sebuah pengalaman elaboratif, sebagai pegangan akhir untuk membaca keseluruhan kehidupan atau pangkal untuk berefleksi.

Secara konseptual, sekurang-kurangnya apa yang dijelaskan di atas merupakan penjelasan paling dekat tentang analisis sosial. Dalam artikelnya, Dendy Raditya menjelaskan bahwa secara sederhana, analisis sosial merupakan skema untuk memecahkan masalah sosial (www.chub.fisipol.ugm.ac.id). 

Maka, tentang analisis sosial, kurang-lebih berbicara pula tentang eksistensi kita dalam melihat dan memecahkan masalah sosial yang ada, yang dimulai dengan masalah-masalah yang dekat dengan kehidupan pribadi masing-masing kita. Analisis sosial tidak kemudian melulu soal suatu metode yang muskil dan rumit; tetapi justru lebih kepada praksis sederhana yang menuntut kepekaan untuk melihat realitas dan kesadaran atas keberadaan kita sebagai makhluk sosial -sebagai makhluk yang hidup dalam sebuah kosmos dan berada disekitar makhluk lainnya.

Dengan demikian, kesadaran akan eksistensi sebagai makhluk sosial dan konsep tentang analisis sosial, jelas bermuara pada perjumpaan dengan masalah-masalah sosial tertentu dan usaha untuk menjadi semakin dekat dengan realitas kehidupan -tentu berangkat dari masalah-masalah sosial tersebut. Persis hal inilah pencapaian terbesar kita dalam keseluruhan perjalan hidup kita. 

Bahwasanya, dalam keseluruhan realitas proses kehidupan, kita akan selalu dihadapkan pada masalah-masalah ­-entah di ranah personal maupun komunal, yang kemudian mengharuskan kita untuk berjuang memetakan masalah dan mencari solusi atas masalah-masalah tersebut. Pada tahap ini, kita akan benar-benar belajar untuk menjadi semakin dekat dengan realitas, yakni mulai memahami keberadaan kita sepenuhnya dan bagaimana kemudian kita akan berada pada setiap proses kehidupan, secara terus-menerus dan siklis.

Lebih jauh, praktik analisis sosial yang diawali dengan kesedaran penuh akan keberadaan kita sebagai makhluk sosial, sejatinya membawa kita pada usaha untuk mencari, menggali, dan menemukan akar persoalan yang acap kali kita temui dalam keseluruhan realitas kehidupan kita. Khususnya dalam konteks komunal atau mengenai kehidupan kita dengan yang lainnya, praktik analisis sosial merupakan bagian dari usaha reflektif dalam memahami realitas; melihat dan mengidentifikasi fenomena-fenomena sosial, melihat potensi-pontensi sebagai masalah atau peluang, membangun langkah atau tindakan tertentu sebagai penyelesaian masalah atau jawaban atas fenomena sosial yang ada.

Maka, praksis analisis sosial, yang sederhana sekalipun -dari tingkat personal sampai komunal, sejatinya mempunya manfaat yang sangat besar dan urgen terhadap keberlangsungan kehidupan setiap individu. Selain itu, analisis sosial juga dilihat sebagai refleksi mendalam untuk menemukan, memahami, dan menjadi semakin dengan realitas kehidupan. 

Ketika masing-masing kita berada pada perjumpaan dengan situasi atau keadaan sosial dan atau personal tertentu, lalu kita menanggapinya dengan penuh kesadaran untuk melaluinya dengan sebaik mungkin, dengan demikian, kita sedang melakukan praksis analisis sosial; meskipun jauh dari metode yang terkesan struktural dan teknis. Setidaknya, dalam keseuruhan proses tersebut, kita melibatkan pihak tertentu, mampu melihat situasi yang problematis di sekitar kita, berangkat dari pengalaman masa lalu, menyadari perubahan sosial sebagai sesuatu yang dibangun, punya kerangka berfikir yang logis dan kritis, dan berlangsung terus-menerus sepanjang kehidupan kita.

Daftar Pustaka
chub.fisipol.ugm.ac.id




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline