Lihat ke Halaman Asli

Prestasi Bergengsi dan Doping

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Beberapa kali, dunia olahraga telah ternodai dengan kasus doping. Zat penambah stamina itu telah merusak sportifitas dan prestasi. Tahun 2006 seorang pesepak bola yang bernama Luciano Moggi pernah tersandung kasus doping. Dia dilarang aktif dalam persapak bolaan selama lima tahun. Selain Luciani Moggi ada juga seorang atlet dari Amerika Serikat yang ingin menjadi terbaik dengan mengkonsumsi doping. Bahkan ia juga meninggal karena doping.

Doping berasal dari kata dope, yakni campuran candu dengan narkotika yang pada awalnya digunakan untuk pacuan kuda di Inggris. Berdasarkan peraturan badan keolahragaan dunia, doping dilarang untuk dikonsumsi oleh para altet. Banyak alasan yang mendasari kenapa doping itu dilarang, diantaranya: dapat menggangu sistem menstruasi, hipertensi, membesarnya otot menjadi seperti pria  dan dalam dunia olahraga dapat merusak semangat sportifitas. Karena secara umum sistem kerja doping yang dapat meningkatakan kinerja tubuh.

Badan olahraga dunia sudah mengeluarkan peraturan tentang pelarangan penggunaan doping. Begitu juga Indonesia yang serius melawan doping. Hal ini diwujudkan dengan penandatanganan Deklarasi Copenhagen pada 5 Maret 2003. Sehingga bagi atlet yang melanggar akan mendapatkan sanksi yang sesuai. Oleh karena itu, sebelum perlombaan dilakukan tes urin untuk mengetahui apakah atlet tersebut mengkonsumsi zat penambah stamina atau tidak. Namun, sampai saat ini masih ada atlet yang tergiur untuk mendapatkan prestasi bergengsi, uang, dan popularitas dengan cara doping. Prestasi Bergengsi dan doping

Beberapa kali, dunia olahraga telah ternodai dengan kasus doping. Zat penambah stamina itu telah merusak sportifitas dan prestasi. Tahun 2006 seorang pesepak bola yang bernama Luciano Moggi pernah tersandung kasus doping. Dia dilarang aktif dalam persapak bolaan selama lima tahun. Selain Luciani Moggi ada juga seorang atlet dari Amerika Serikat yang ingin menjadi terbaik dengan mengkonsumsi doping. Bahkan ia juga meninggal karena doping.

Doping berasal dari kata dope, yakni campuran candu dengan narkotika yang pada awalnya digunakan untuk pacuan kuda di Inggris. Berdasarkan peraturan badan keolahragaan dunia, doping dilarang untuk dikonsumsi oleh para altet. Banyak alasan yang mendasari kenapa doping itu dilarang, diantaranya: dapat menggangu sistem menstruasi, hipertensi, membesarnya otot menjadi seperti pria  dan dalam dunia olahraga dapat merusak semangat sportifitas. Karena secara umum sistem kerja doping yang dapat meningkatakan kinerja tubuh.

Badan olahraga dunia sudah mengeluarkan peraturan tentang pelarangan penggunaan doping. Begitu juga Indonesia yang serius melawan doping. Hal ini diwujudkan dengan penandatanganan Deklarasi Copenhagen pada 5 Maret 2003. Sehingga bagi atlet yang melanggar akan mendapatkan sanksi yang sesuai. Oleh karena itu, sebelum perlombaan dilakukan tes urin untuk mengetahui apakah atlet tersebut mengkonsumsi zat penambah stamina atau tidak. Namun, sampai saat ini masih ada atlet yang tergiur untuk mendapatkan prestasi bergengsi, uang, dan popularitas dengan cara doping.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline