Lihat ke Halaman Asli

Ellina Supendy

Ibu rumah tangga yang suka membaca, menulis dan jalan-jalan.

Benci Tak Jelas

Diperbarui: 14 Juli 2019   23:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mungkin pernah dalam hidup kita tidak menyukai orang atas sebab yang tidak jelas. Maksudnya tidak ada alasan untuk tidak menyukai orang. Ya ujug-ujug ngga suka aja sama orang karena alasan yang dicari-cari atau bahkan alasan yang terlalu receh. Misalnya, ngga suka sama gaya bicaranya, gaya pakaiannya, ngga suka karena terlalu cantik atau jelek dan lain sebagainya.

Masalah seperti ini atau kalau boleh saya bilang ini termasuk jenis penyakit hati. Kenapa penyakit hati? Sebab hal tersebut menimbulkan kotornya hati kita. Tadinya tidak ada masalah jadi timbul hanya karena pandangan atau bisikan syaithon.

Sayangnya penyakit ini seringkali diderita oleh perempuan walau ada juga terjadi di kalangan lelaki. Mungkin karena perempuan perasaannya lebih sensitif dalam melihat orang lain secara visual atau audio. 

Secara audio yaitu menjadi tidak suka karena telah mendengar hal-hal yang kurang baik atau aib dari orang tersebut. Padahal mungkin kita belum mengenalnya atau bahkan tak pernah berinteraksi sama sekali. Tahu-tahu sudah bisa menilai atau menjudge sesuai dengan pikiran kita. Ini berbahaya sekali. Kecuali jika orang tersebut terang-terangan melakukan keburukan di depan publik atau disaksikan banyak orang.

Padahal kata Rasulallah, untuk mengenal orang lain secara dekat maka minimal kita pernah melakukan safar (perjalanan) atau menginap bersama . Jadi setidaknya tahu baik dan buruknya serta mengenal kepribadiannya secara langsung.

Jika kita dalam posisi menjadi orang yang tidak disukai tanpa sebab, tentunya akan sangat kebingungan. Kenapa orang tersebut kalau ketemu kita tiba-tiba cemberut atau memalingkan wajah. Atau sikapnya jika berbicara dengan kita tak mau memandang bahkan acuh. Atau bahkan kalau ketemu kita bawaannya mau lari menghindar.

Ini jelas membuat tak nyaman dan akan terbuka peluang pintu syaithon menggosok-gosok agar timbul suudzon atau ghil (rasa tidak enak) jika berjumpa.

Nah, jika ini terjadi maka sebaiknya segera kita istighfar sambil berbicara dalam hati:
"Kenapa saya tidak suka sama dia ya? Apa salah dia? Apa alasan saya tidak suka?" Setelah itu istighfar berulang-ulang sampai kita tersadar.

Insya Allah dengan istighfar mengingat Allah, hati nurani yang jernih dan akal yang sehat akan membantu kita memberikan jawaban. Jawaban itu akan menyadarkan kita agar menghentikan was wis atau bisikan syaithon yang seringkali hadir karena visual dan audio tersebut.

"Saya kan tidak pernah ada urusan sama dia"
"Itu kan kata orang sementara kita belum tabayun"
"Selama ini dia baik kok kalau ketemu dan bergaul sama saya"

Maka pikiran-pikiran positif tersebut akan menggiring opini yang baik pula dalam hati kita. Atau kita ingat kebaikan-kebaikan orang tersebut daripada keburukan-keburukannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline