Lihat ke Halaman Asli

Ellina Supendy

Ibu rumah tangga yang suka membaca, menulis dan jalan-jalan.

Biarkan Anak Mengatasi Rasa Takutnya

Diperbarui: 5 Agustus 2016   08:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seperti biasanya, selesai mendengar adzan subuh saya bangunkan anak lanang untuk segera beranjak ke masjid. Letak masjid untungnya tak begitu jauh dari rumah. Namun begitu, dia tetap harus menembus gelapnya subuh di komplek kami dengan iringan diseberang kanan rimbunan bambu dan sungai kecil. Sementara si ayah sudah beranjak lebih dulu ke masjid sebelum adzan.

Setelah wudhu dan siap ke masjid, di teras rumah cah lanangku berhenti dan terdiam sejenak. Balik kanan dan sekedar komentar bahwa diluar sepi dan gelap katanya. Dia sempat ragu untuk jalan sendiri ke masjid.

Saya pun menyemangati bahwa sebenarnya dia tidak sendiri. Ada 2 malaikat yang selalu bersamanya dan menemani tanpa pernah meninggalkannya. Ditambah lagi Allah dari singgasananya sedang mengawasi mereka. Apa lagi yang ditakuti? Akhirnya dengan langkah gagah anakku menerobos gelap dan berjalan ke masjid.

Semenjak itu memang akhirnya dia berani ke masjid sendiri.

Lain lagi sulung perempuan, ketika saya tanya kalau kebelet pipis di Boarding School pas malam hari apa yang dia lakukan? Pergi sendiri ke kamar mandi atau menahan hingga pagi? Dia bilang, pergi sendiri ke kamar mandi. Saat berkunjung kesana dan iseng2 saya cek letak antara kamar mandi dan kamarnya ternyata lumayan jauh. Padahal saat itu dia masih kelas 7 Mts.

Dia cerita bahwa teman-temannya memilih ke toilet bareng atau minta antar temannya. Jika tidak ada yang mau antar beberapa memilih menahan hingga pagi :P

Lain cerita ketika si lanangku pergi bersama sekolahnya wisata ke Taman Safari. Saya pesan padanya untuk mencoba masuk ke rumah hantu. Setidaknya dia pernah mencobanya sekali seumur hidup. Pikiran saya, ah kalau dia ngga mau atau takut ya ngga apa-apa. Tapi ternyata dia mengikuti pesan saya dan masuk ke rumah hantu bersama gurunya. Walau harus menahan takut bahkan nyaris pingsan (cerita versi dia) namun dia merasa excited saat bercerita. Rasa takutnya berhasil dilawan.

Rasa takut adalah salah satu sifat alami manusia. Masing-masing kita memilikinya dengan kadar yang berbeda-beda. Takut yang harus kita pelihara adalah rasa takut pada Allah SWT atau yang disebut KHOUF. Ada juga takut yang kurang baik yaitu takut tanpa alasan.

Menyematkan keberanian pada anak adalah penting. Mengapa? Agar mereka bisa mengelola rasa takutnya. Takut pada gelap, hewan, orang jahat adalah rasa takut yang manusiawi dan itu harus dikelola agar anak tidak memiliki sifat penakut.

Anak perlu dilatih dan diberikan pembiasaan dalam kondisi tertentu. Tapi mereka jangan ditakut-takuti. Kebiasaan menakut-nakuti anak agar taat pada orang tua adalah kebiasaan yang tidak baik. Orang tua hanya mencari jalan instan agar anak mengikuti perintah. Biasakan beri penjelasan pada anak atas apa yang dia rasakan. Hal tersebut juga melatihnya untuk berpikir dan mencari solusi pada tiap masalah.

Yuk, kita bantu kelola rasa takut mereka




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline