Lihat ke Halaman Asli

Malas Sulit Diperbaiki? #1: Ini Alasannya

Diperbarui: 7 April 2023   21:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

"Kok aku tiba-tiba malas ya?" pernah tidak kamu merasakan atau bertanya hal serupa? Atau ternyata kamu memiliki kebiasaan malas yang susah sekali dihilangkan? Apakah ini merupakan sifat kamu? Atau ada faktor lain? Menurut Choi Myeong-gi (2022) terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kemalasan

1. Malas adalah sifat bawaan (keturunan)

Malas bisa diturunkan? Apa iya? Bukankah malas itu karena tidak punya niat dan kesungguhan?

Pernah tidak, terbayangkan bahwa sifat malas termasuk sifat bawab seperti halnya fisik kita yang serupa dengan pendahulu kita. Ternyata sifat malas ini dipengaruhi oleh Big Five Personality yang setiap orang memilikinya, seperti ketertarikan, kepedulian, kesungguhan, keakraban, dan keterbukaan. Dimana seseorang akan terserang kemalasan ketika kesungguhan rendah dan kepedulian sangat rendah atau sangat tinggi. Kepedulian ini akan mengakibatkan seseorang mudah terdistraksi dan menurunkan konsentrasi. Namun hal ini dapat diatasi dengan sedikit merasa "bodo amat", dimana kita bisa sedikit untuk tidak peduli terutama pada hal-hal yang bukan menjadi urusan kita dan kita tidak perlu terlibat jauh ke dalamnya. Ketika kepedulian menurun, maka cemas pun akan menurun, sehingga seseorang bisa menjadi lebih optimis. Kepedulian yang tidak terlalu tinggi dibarengi dengan kesungguhan yang tinggi akan membantu seseorang menjadi seorang perencana yang baik.

2. Kemalasan adalah kebiasaan

Seperti halnya kebiasaan lainnya, kemalasan juga dapat bersemayam di dalam tubuh karena sudah terbiasa untuk diaktifkan. Pola perilaku bermalas-malasan ini sudah tercetak di otak dan setiap kali mendapat rangsangan, sarat akan mengaktifkannya. Seperti halnya tombol power, malas juga bisa untuk di non-aktifkan dengan mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik dengan lebih rajin 1% setiap hari. Meskipun usaha ini terbilang usaha kecil, namun ketika dilakukan secara konsisten dan kontinu maka akan terjadi perubahan yang sangan besar.

3. Apakah malas masih bisa diperbaiki?

Seperti halnya kepribadian buruk lainnya yang masih bisa untuk diperbaiki setiap hari. Malas dapat diperbaiki dengan menganalisis terlebih dahulu penyebabnya. Biasanya malas bukan dikarenakan tekad yang kurang, tetapi berkaitan dengan masalah emosional yang sedang dihadapi. Ketika masalah emosional ini teratasi maka hambatan lainnya pun dapat diatasi satu per satu. Setelah mengetahui penyebab kemasalan, kita dapat mengatasinya dengan membuat hal yang lebih menarik. Rajin, menjadi kebiasaan kebalikan malas yang dapat kita dapatkan melalui proses pencatatan setiap hari untuk melihat progress produktivitas kita, dan selanjutnya kita dapat menilai apakah usaha kita membuahkan hasil atau tidak, kita juga dapat menemukan hal-hal baru yang dapat membuat kita mejadi lebih produktif dan lebih baik 1% setiap harinya.

Malas memang bukan hanya berhubungan dengan kurangnya tekad untuk melakukan sesuatu. Tapi malas akan mudah diaktifkan ketika ada yang tidak beres dengan perasaan kita. Perasaan terkadang menguasai diri. Lalu bagaimana kita bisa mengendalikan perasaan-perasaan yang mengganggu tadi ya? Simak penjelasannya di tulisan selanjutnya.

----------------------------------------------------------------------

Sumber: Myeong-gi, Choi. (2022). Buku Anti Malas dan Suka Menunda. Jakarta: Gramedia




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline