Mending Dibilang Kutu Buku atau Dibilang Bodoh? Yuk banyakin Literasi!
Membaca merupakan pekerjaan sehari-hari. Saat kita sedang di perjalanan atau saat di kendaraan, secara tidak sadar kita akan membaca plang-plang atau papan iklan di pinggir jalan ataupun di benda lain. Kita pertama kali mengenali huruf, kata, kalimat, dan mendapatkan informasi selain dengan mendengar adalah adalah dengan membaca. Sebagai seorang pelajar, kamu juga perlu membaca buku non-pelajaran seperti novel, komik, buku cerpen, atau buku referensi minat bakat. "Ah, aku ga suka dengan buku ini," teman-teman, justru dengan kita membaca buku yang tidak kita sukai otak akan dipaksa untuk memahami apa yang kita baca, dengan hal itu informasi yang kita baca akan masuk ke otak.
Bagi banyak orang, membaca buku mungkin adalah suatu hal yang sia-sia, membosankan, tidak berguna, dan membuang-buang waktu saja. Hal ini berbeda dengan seseorang yang menyukai buku. Buku akan dijadikan temannya, tanpa membaca buku di waktu senggang, serasa ada yang kurang. Bahkan, banyak orang besar diluar sana yang sukses karena mereka banyak literasi. Dengan banyak literasi maka semakin banyak informasi yang mereka dapatkan.
Apakah kamu menyebut mereka kutu buku? Julukan "kutu buku" diberikan masyarakat kepada orang yang memiliki kriteria tertentu. Menurut mereka, umumnya kutu buku adalah seseorang yang pakai kacamata, kuper (kurang pergaulan), kerjaannya nongkrong di perpus. Apakah hal itu terkesan buruk? Tentu tidak. Lebih baik dijuluki kutu buku daripada dikatai kurang intelek karena malas membaca. Gimana bisa gaul kalau kamu kurang ilmu? Yang ada kamu malah dianggap sok gaul, sok gaya, dan ketika ditanya kapan terjadinya bencana tsunami di Aceh malah nggak tau? Ah, payah! Nggak gaul kamu! Makanya banyakin literasi dong!
