Ketika jaga di sebuah klinik, tiba-tiba dapat laporan ada seorang pasien jatuh dari sepeda dengan luka di tangan dan kaki. Akhirnya aku pun beranjak dari kursi menuju ruang periksa. Ternyata pasien itu adalah putriku sendiri. Akupun kaget , tidak menyangka akan hal itu.
Sambil memeriksa lukanya, dia pun bercerita , kalau temannya mengajak belajar kelompok dan pergi naik sepeda . Rumah kami yang berada di pinggir jalan , dan posisi jalannya sangat ramai . Ketika berangkat, jalan menurun dan tajam, ternyata mengakibatkan anak tidak bisa menjaga keseimbangan dan akhirnya jatuh.
Berselang beberapa hari kemudian , terjadi kasus kecelakaan lagi. Seorang ibu yang naik sepeda motor , bersenggolan dengan seorang anak SMP. Akhirnya dibawalah mereka semua ke klinik. Keduanya mengalami luka yang serius, dan akhirnya masing -- masing keluarganya datang.
Ibu yang tersenggol ternyata suaminya seorang polisi. Ketika si anak ditanya ternyata dia adalah seorang anak SMP yang belum cukup umur untuk naik sepeda motor. Ibunya malu sekali, karena beliaunya sendiri yang menyuruh anaknya pergi naik sepeda motor.
Ada pembelajarn bagi kita semua, ternyata anak-anak kita , kadang-kadang masih belum dewasa. Pengambilan keputusan masih belum matang.
Untuk sebuah sepeda, apalagi sepeda motor, berulang kali kita harus mengingatkannya. Kendaraan itu bagaikan sebuah permainan akrobat yang sedang diperagakan di jalanan. Keseimbangan dan konsentrasi sangat dibutuhkan. Resikonya bisa fatal, sebuah nyawa pun bisa melayang.
Pada saat anak jauh dari kita, diharapkan mereka mengetahui persiapan apa saja sebelum pergi dengan kendaraan. Kita tanamkan budaya berkendaraan yang benar.
Terkadang untuk jarak yang dekat , mereka suka menyepelekan untuk memakai helm, dengan alasan tujuannya dekat. Berboncengan tiga orang, karena tidak ada kendaraan. Dan yang paling parah , tidak punya Surat Izin Mengemudi , tetapi sudah keliling kemana-mana.
Banyaknya kasus yang kami temukan di klinik, ternyata usia mereka adalah anak SMP dan SMA. Usia peralihan inilah yang perlu diwaspadai dan diingatkan.
Sebagai orangtua kita harus selalu berdoa dan mengingatkannya agar selalu diberi keselamatan dalam berkendaraan . Tak lupa kita ajarkan kebiasaan membaca doa berkendaraan dan mempersiapkan perlengkapannya. dan jangan pernah kita sebagai orangtua mengizinkan untuk anak memakai kendaraan sebelum mempunyai Surat Izin Mengemudi. Karena sesal kemudian adalah tiada berguna.
dr. Ellen Rosiana E.R