Lihat ke Halaman Asli

Padang Violet

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dan entah sejak kapan dataran menjadi begitu hijau. Rerumputan menari kegirangan dihujani cahaya mentari pagi. Kabut baru saja merayap naik dan membuka tabir hari. Bulir-bulir embun masih nampak di ujung-ujung dedaunan yang berkiauan. Padang itu terhampar begitu saja di depan mata, seperti karpet hijau yang digelar dari kaki langit. Kuntum-kuntum violet yang anguh enggan menampakkan putiknya pada dunia. Membuatku semakin ingin meraihnya. Kelopak-kelopak ungu itu menyembul menghiasi puncak ilalang-ilalang kecil yang berusaha menatap langit. Sebuah jalan kecil membelah padang menjadi dua bagian, datar di bagian atas dan miring menjurang ke bagian kanan. Rel kereta kayu tertanam kokoh pada jalan kecil itu, menuju ke sebuah rumah yang tampak seperti  the Burrow dalam Harry Potter. Dan angin kecil bertiup, berlarian riang menyapa helai-helai rambutku. Udara terasa begitu manis dan hangat. Ilalang violet menari-nari mengikuti irama si angin kecil. Kelopak ungu bergoyang dalam taraian yang senada. Aku terdiam tanpa kata. Seperti lupa apa itu bicara.

lnf

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline