Lihat ke Halaman Asli

ella aprillyana

Kebidanan Unisa

Kain Tapis, Estetika Budaya Lampung

Diperbarui: 31 Januari 2023   12:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kain tapis adalah jenis kain busana karya tenun tradisional tunggal masyarakat Lampung yang identik dengan memiliki motif tema kehidupan, lingkungan yang mengangkat flora dan Pepadun (pedalaman) dari tenun benang kapas motif, warna perak atau benang emas. Kain tapis ini universal digunakan oleh masyarakat Lampung baik pria maupun wanita sebab entitasnya busana sarung dengan beragam keterampilan mumpuni dan keistimewaan tersendiri.

Keunikan kain tapis ini terdiri dari berbagai jenis tingkatan martabat dan pemakaian yang berbeda-beda menurut siapa yang akan memakainya. Bahkan, diketahui suku lampung yang umum terus memproduksi tenun tapis sebagai sarana perlengkapan hidup dan identik dengan suku Lampung yang beradat Pepadun. Keistimewaan kain tapis Lampung ini juga mayoritas dibuat oleh wanita, baik itu ibu rumah tangga hingga para gadis asli berdarah lampung. Dan kain tapis ini dibuat untuk tujuan memenuhi adat yang mengandung unsur keeratanya yang dianggap sakral sebab tidak menggunakan mesin, melainkan menggunakan tenun.  Selain itu juga, terdapat keistimewaan tersendiri dari makna simbolik kain tapis ini yang biasanya dikenakan pada acara resmi di Lampung, seperti pengambilan gelar, keagamaan, hingga ritual-ritual adat yang sudah menjadi budaya kelestarian disana. Pada motifpun, kain tapis menunjukan figur status sosial penggunaanya. Warna dasar kain tapispun dipercaya sebagai citra kebesaran Sang Pencipta, serta termasuk perangkat bagian dari pusaka keluarga, yang ditafsirkan mencegah kotoran luar sehingga masyarakat berpandangan kain tapis adalah sebagai lambang kesucian.

Masyarakat Lampung terus melestarikan dan mengadaptasikan kain tapis sesuai perkembangan zaman, baik pada aspek teknik, motif, pembuatanya hingga unsur-unsur yang senada dengan ragam keindahan di daerah lain. Hal ini terlihat dari perspektif komponen pengaruh tradisi Neolithikum yang pada hakikatnya banyak ditemukan di Indonesia. Dari kearifannya tersebut kain tapis dijadikan sebagai Ikonis atau ciri khas tradisional gambaran masyarakat lampung.

Sebagai generasi muda, kita sebaiknya melestarikan keanekaragaman ciri khas tradisional, meningkatkan kompetensi budaya, membiasakan diri mengenal seni, beradaptasi dengan keberagaman budaya yang ada di Indonesia dengan salah satunya mengenakan kain tapis tersebut di acara besar keluarga bahkan melestarikan dengan mengembangkan kain tapis tradisional menjadi kombinasi modern, memperkenalkan kain tapis tersebut di sosial media, yang kita ketahui Era Digitalis menjadi ruang kemajuan masa kini sehingga kain tapis akan banyak diminati dan bertujuan agar ciri khas tradisional keberagaman kreatifitas kelestarian budaya Indonesia yang merupakan kearifan local tidak diambil oleh Negara lain.

#Mahasiswi S1 Kebidanan#Universitas Aisyiyah Yogyakarta#Kreatifitas Budaya adalah Arta Dunia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline