Lihat ke Halaman Asli

IPK Pas-pasan Gak Masalah, yang Penting Gelar!

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1338227102710286884

[caption id="attachment_179486" align="alignnone" width="600" caption="Doc: kampus.okezone.com"][/caption]

Tiga bulan setelah lulus SMK, saya termasuk orang yang beruntung karena bisa segera mendapatkan pekerjaan di sebuah kantor Notaris terkemuka di Jakarta Selatan. Banyak teman saya yang mengambil kuliah di STAN ataupun di Fakultas Ekonomi. Sekalipun bidang pekerjaan saya sama sekali berbeda dengan ilmu kejuruan saya di sekolah, hal itu tak lantas membuat saya malas untuk mempelajari ilmu hukum.

Setelah satu tahun bekerja, saya pun memberanikan diri meminta izin pada pimpinan saya untuk melanjutkan pendidikan (kuliah). Saat itu pimpinan mengira bahwa saya akan mengambil kuliah jurusan Ekonomi sesuai dengan bidang pendidikan SMK saya. Saya katakan bahwa saya berniat mengambil jurusan Fakultas Hukum di sebuah Universitas swasta di kawasan Ciputat, Tangerang.

Mendengar keinginan saya untuk kuliah di Fakultas Hukum, pimpinan saya terkesima. Ia sama sekali tak menyangka saya justru tertarik mengambil jurusan hukum. Alasan saya hanya satu, karena saya mencintai pekerjaan saya dan saya butuh ilmu yang bisa menunjang karir saya di masa depan.

Saya pun diperbolehkan bekerja sambil kuliah. Saya bekerja hingga pukul 15.00 WIB. Selepas sholat Ashar, saya berangkat kuliah. Sebenarnya jam kuliah mulai pukul 16.00 WIB. Jarak kantor dan kampus lumayan jauh, naik kendaraan umum pula. Belum lagi di sore hari macetnya minta ampun! Jangan ditanya lelahnya seperti apa. Namun rasa lelah itu tak saya hiraukan.

Ternyata semangat dalam jiwa saya jauh lebih besar dibandingkan rasa lelah karena sejak pagi hingga malam hari berada di luar rumah. Alhasil setiap kuliah yang saya ikuti begitu menyenangkan bagi saya. Karena apa? Selain mengejar ilmu, cintapun mulai bersemi di kampus! Waktu itu saya sempat menjalin hubungan dengan teman kuliah saya. Rasa lelah pun nyaris tak terasa!

Seorang rekan kerja saya di kantor bertanya, kapan waktunya belajar kalau paginya bekerja? Saya katakan, bila kita mau dan niat, kapanpun dan dimanapun, kita tentu bisa meluangkan waktu untuk belajar. Lelah bekerja tak lantas membuat saya malas untuk belajar. Saat jam istirahat di kantor, selesai makan dan sholat, saya bisa membaca buku. Saat macet di kendaraan umum, itupun saya manfaatkan membaca buku. Sehabis sholat Subuh, saya pun masih memiliki waktu luang untuk belajar.

Pernah juga seorang teman kuliah saya berceloteh, "Ngapain sih capek-capek belajar, toh kita sudah bekerja. Kuliah bukan untuk mengejar nilai, tapi mengejar gelar. Asal deket sama Dosen aja, urusan gampang koq". Wew! Sungguh pendapat yang menyesatkan! saya sama sekali tak setuju. Dia memang jarang mengikuti kuliah. Sekalipun datang ke kampus, paling-paling dia hanya 'nongkrong' di kantin, setelah itu titip absen pada seorang teman. Dia baru 'nongol' lagi seminggu sebelum ujian. Tak heran bila ia berargumen kuliah hanya mengejar gelar semata.

Bagi saya, keputusan untuk kuliah adalah mengejar kesempatan mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya. Bukan semata-mata mengejar gelar. Dimana letak kepuasannya? Lulus kuliah hanya mendapatkan gelar namun tak mendapatkan ilmu. Amat sangat disayangkan bila kesempatan itu disia-siakan.

Saat ujian tiba, disitulah kemampuan kita teruji. Sampai sejauh mana saya memahami materi yang diberikan dosen. Berkat ketekunan dan kemauan saya untuk bisa mendapatkan nilai baik saat ujian, rasanya tak percuma kerja keras bekerja dan belajar selama ini. Sekalipun tidak meraih predikat 'cumlaude', Alhamdulillah saya bisa mendapat IPK yang cukup memuaskan 3,35 dan lulus tepat waktu.

Ada kepuasan tersendiri ketika kita melihat hasil kerja keras kita membuahkan hasil. Nilai IPK yang sangat memuaskan dan gelar sarjana yang kita dapatkan. Bila kita menghargai segenap jerih payah kita sendiri, tentulah orang lain juga akan menghargai usaha kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline