Beberapa hari yang lalu, aku berkunjung ke kontrakannya saudaraku, sebut saja Mas Andi. Bukan saudara kandung sih, hanya saudara sedaerah. Maklum, hidup di perantauan, siapa saja yang berasal dari daerah yang sama pasti di anggap seperti saudara sendiri. Itu sepengetahuanku sih, aku tidak tahu di luar sana mungkin berbeda. Hehe. Dan kebetulan Mas Andi sudah menganggapku seperti adiknya sendiri.
Kebetulan aku berkunjung ke rumahnya Mas Andi sore hari, sudah tau kan tujuanku apa? Yups, jawaban yang tepat. Agar bisa berbuka di rumah Mas Andi, lumayan buat ngirit pengeluaran. *ciri mahasiswa bokek ^_^. Dan tujuanku pun akhirnya menjadi kenyataan, dengan penuh senyuman Mas Andi menyuruhku untuk berbuka di kontrakannya saja. Cihuyyyy, betapa senangnya hatiku. Setelah adzan maghrib berkumandang membelah angkasa. *Ehem, bahasanya sok nyastra ya…. Ckckck. Kami pun berbuka dengan menu sederhana. Lumayan lah mampu memenuhi kebutuhan perut yang seharian tidak di isi.
Pasti kalian akan bertanya-tanya, terus mana hal yang sering terlupa saat puasa? Dari tadi kok malah bicara tentang berbuka. Sabar… itu baru prolognya. Hehe. Sebentar lagi akan aku beritahukan tentang hal itu. Pokoknya jangan beranjak dulu sebelum menyelesaikan bacaan ini. So, mari lanjutkan bacanya.
Setelah berbuka, Mas Andi memberitahuku bahwa malam ini ia mendapatkan jatah untuk memberikan kultum (kuliah tujuh menit) di salah satu masjid di dekat kontrakannya. Dan dia mengajakku untuk menemaninya. Sebenarnya berat sih untuk ikut, bukan karena apa, pasti nanti shalat Tarawihnya lama. *Ketahuan kalau suka tarawih cepat, kayak cepatnya sumber kencono. Ckckck. Tapi, Mas Andi memaksaku untuk ikut, ya mau nggak mau ya ikut lah. Lumayan buat nambah pengetahuan.
Taraaaa, singkat cerita kami dah sampai di masjid yang dimaksud. Setelah shalat isya’, dengan gagahnya, Mas Andi berdiri di atas podium. Sungguh, saya kira, hal yang di sampaikan Mas Andi adalah tentang hal-hal yang wah lah, atau hal-hal berat lainnya. Ternyata, e ternyata dia tidak setia. *loh malah nyanyi lagunya project pop. Bukan, bukan itu maksudku. Ternyata yang disampaikan dalam kultumnya adalah tentang niat puasa Ramadhan . Suatu hal yang sering terlupa atau malah sering disepelekan oleh kebanyakan orang.
Barang siapa tidak niat untuk puasa sebelum fajar maka tidak ada puasa baginya (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Mas Andi lalu menjelaskan bahwa niat puasa Ramadhan tidak seperti niat puasa sunnah atau puasa lainnya. Jika niat puasa sunnah bisa di ucapkan setelah siang hari, seandainya lupa, maka untuk puasa Ramadhan hal itu tidak berlaku. Niat puasa Ramadhan harus di ucapkan sebelum fajar tiba, seperti yang dikatakan oleh Rasulullah Saw. dalam haditsnya tersebut. Ia juga menambahkan, itulah mengapa kemudian, setelah shalat tarawih, imam membimbing jamaah untuk mengucapkan niat puasa Ramadhan bersama-sama.*ini adat di tempat tinggalku loh. Hehe. Agar, nantinya para jamaah tidak lupa mengucapkan niat puasa.
Ah ternyata penting juga yah, niat bersama setelah shalat tarawih. Dulu, aku sering menyepelekannya, kukira hal itu hanya untuk euphoria saja. Ternyata manfaatnya besar juga, yakni agar tidak lupa untuk mengucapkan niat puasa Ramadhan. Nah, bagi yang tidak ikut tarawih, mungkin sebagian besar ada yang tidak niat *bukan buruk sangka loh yah… ^_^. Atau malah sebagian tidak tahu bahwa niat puasa Ramadhan itu sangat penting. Atau lagi, sudah tau tapi lupa untuk mengucapkannya. So, mari berniat puasa Ramadhan mumpung belum imsak, Bismillaahirrohmaanirrohiim,Nawaitu shouma ghodin ‘an adaa-i fardhi syahri romadhoona haadzihis sanati lillaahi ta ‘aala.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H