Sinar mentari yang cerah menyelimuti pagi hari Elia. Gadis manis itu bersiap dan menginjak pedal gas mobilnya. "Bodo amatlah, mau sendiri kek, yang penting healing", kata Elia entah omongannya diperuntukkan siapa. Perjalanan gadis itu menuju Bogor ditemani oleh musik dan suara dari google map. Elia pun asik sendiri mengikuti lantunan lagu yang di putar olehnya.
Di tengah perjalanan, mobil gadis itu mogok. Gadis itu bingung sekaligus ketakutan karena mobilnya mogok di tempat yang tidak seharusnya. " Ih, kenapa mogok sih?! Mana mogok nya di hutan lagi", keluh Elia. Elia keluar dari mobil nya dan melihat ke sekitar, mungkin saja dia bisa mendapat bantuan.
Tiba -- tiba ada seekor monyet putih menghampiri Elia. Monyet itu mengeluarkan kantong dari belakang punggung nya. "Terima ini dan kau akan terbantu", kata monyet itu. Elia kaget karena monyet itu bisa berbicara namun langsung mengambil kantong itu. Monyet itu langsung menghilang. Elia membuka kantong itu berharap bahwa kantong itu berisi bensin. Tetapi bukan bensin yang didapat.
"PASIR?! Bukan ini yang aku butuhin!", kata gadis itu. Elia langsung mengeluarkan pasir dan dibuang nya kantong itu. Elia berjalan ke dalam mobilnya. Tetapi, gadis itu merasa aneh dibelakangnya. Elia berbalik dan betapa terkejutnya dia bahwa dibelakangnya ada gerbang teleportasi ke Curuk Bogor yang dihasilkan dari pasir di kantong monyet itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H