Lihat ke Halaman Asli

Ketuhanan dalam Diri Manusia

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuhan ada banyak konsep yang mendasari kata ini hingga banyak terjemahan dari kata yang tertulis hanya dengan satu suku kata tersebut, beberapa konsep untuk merujuk kata Tuhan adalah konsep mono teisme, konsep polyteisme. Kata Tuhan merujuk pada suatu zat yang abadi dan supranatural biasanya dikatakan menguasai, mengawasi dan memerintah jagad raya ini. Meskipun di setiap peradapan pengertian dan pemahaman akan konsep tuhan tidak sama sehingga banyak konsep yang berbeda untuk memahami kata tuhan tetapi pada garis besarnya sama seperti yang mencoba saya uraikan di atas tadi yaitu pengatur dan penguasa alam semesta ini. Konsep mono teisme lebih di kenal dengan konsep tradisi yang di bawa oleh Abraham/Ibrahim/Avram yaitu mengakui adanya konsep satu tuhan walaupun berbeda dalam penyebutannya pada setiap peradaban misal Allah, Yahweh. Konsep politeisme berasal dari kata yunani poly dan theoi adalah mengakui adanya lebih dari satu tuhan yang menguasai alam semesta. Politeisme di Indonesia lebih di kenal dengan konsep dewa yang menggambarkan beberapa atau lebih dari satu tuhan. Walaupun secara arti keduanya sama yaitu untuk menyebut suatu zat yang abadi dan supra natural tetapi di Indonesia apabila menyebut dewa secara otomatis mengkonotasikan polyteisme sedangkan penyebutan tuhan hanya untuk kepercayaan monoteisme. Sejak zaman sebelum masehi hingga sekarang selalu ada sebuah kepercayaan manusia yang mengarah kepada zat yang di anggap supranatural sebagai tuhan baik berbentuk secara kasat mata maupun tidak.

Banyak pertanyaan dari manusia itu sendiri “ Apakah tuhan itu ada ? “. Menurut Nietzsche, istilah tuhan merujuk pada segala sesuatu yang di anggap mutlak kebenarannya, sedangkan Nietzsche berpendapat bahwa tidak ada kebenaran yang mutlak yang ada adalah kesalahan yang tak terbantahkan, karena itu dia berkata bahwa tuhan telah mati. Sedangkan dalam bukunya kuliah tauhid Muhammad imaduddin abdulrahim mendefinisikan tuhan sebagai segala sesuatu yang di anggap penting dan di pentingkan sehingga dirinya rela di dominasi. Dari makna tentang tuhan yang di cetuskan manusia tidak sekedar dua hal tersebut tetapi masih banyak lagi definisi tentang tuhan. Berbagai pendefinisian tuhan tersebut merupakan proses pencarian manusia terhadap sebuah keyakinan yang akan dia pegang dalam hidupnya. Proses pencarian manusia tidak akan berhenti selama waktu masih berjalan karena dalam alam pemikiran manusia yang tidak terbatas akan menghasilkan berbagai konsep atau pun dia menemukan sebuah konsep pengertian akan tuhan yang sesuai dengan apa yang ada di hatinya sehingga dia dapat mempercayai konsep itu. Saya yakin andapun mempunyai ataupun mempercayai konsep arti ketuhan yang sesuai dengan dasar pemikiran anda sendiri.

Menurut saya konsep ketuhanan berawal dari dasar manusia itu sendiri yang merupakan makluk sosial dia tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain. Darikonsep itu dasar saya menjelaskan munculnya tuhan dalam diri manusia yaitu di setiap hidup manusia memerlukan pegangan untuk dia bertahan dalam hal ini adalah pegangan secara spiritual. Disaat dia merasakan sebuah perasaan yang manusia lain tidak bisa merasakannya dia membutuhkan zat yang lebih kuat, lebih mengerti serta dapat memahami apa yang dia rasakan dan dapat di jadikan sebagai tumpuan perasaannya tersebut, dalam hal itu munculah sebuah pertanyaan dalam hatinya, “kemanakah akan aku bawa perasaanku ini ?”. Dari pemikiran itu maka munculah pemikiran bahwa dia memerlukan sesuatu zat yang maha kuasa, abadi dan supra natural. Disitulah muncul konsep tuhan yang maha segalanya untuk dapat mengerti perasaan yang dia rasakan, dapat memberikan rasa aman, perlindungan, pengayoman bahkan hingga mampu memberikan pemecahan dalam perasaan yang dia hadapi, saat itulah tuhan muncul dalam pikirannya. Jadi dalam pengertian saya tuhan itu hadir dari pikiran dan perasaan manusia itu sendiri yang selalu membutuhkan pengayoman atau pertolongan dalam hidupnya.

Saya tidak mempercayai konsep ateisme yang menyatakan bahwa tuhan itu tidak ada dan mereka tidak mempercayai akan adanya tuhan karena dalam hidupnya manusia selalu membutuhkan pegangan serta dorongan spiritual dalam hidupnya. Menurut pemikiran saya manusia yang tidak mempercayai tuhan hanyalah sebuah proses itu sendiri untuk mendapatkan apa yang di maksud tuhan sesuai konsep yang ada dalam benaknya. Dalam ketidak percayaanya dia selalu mencari untuk memaknai tuhannya yang seperti dia inginkan. Proses tersebut memang tidak pendek tetapi dalam proses pencarian itu dia berusaha meyakinkan terhadap dirinya sebuah keyakinan yang dia mencoba memasuki. Ketuhanan menurut saya berbeda dengan agama, tetapi tuhan adalah zat yang istimewa dan di istimewakan, luar biasa, abadi, supranatural sehingga menjadi pegangannya dalam hidup sehingga maupun memberikan dorongan yang kuat dalam hati dan pikirannya. Sedangka agama merupakan sebuah konsep yang mengatur daripada konsep ketuhanan itu sendiri, sehingga mengatur dalam penyebutan tuhan tatacara pemujaan tuhan dan lain sebagainya. Walaupun berbeda secara tata cara pengabdian, penyebutan kepada tuhan sebenarnya berakar ke satu tujuan yang sama yaitu TUHAN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline