Perkembangan ilmu psikologi pada era modern saat ini sangat pesat karena adanya penemuan dan pengembangan teknologi-teknologi canggih yang mendukung penelitian, sehingga penemuan atau teori baru dalam ilmu psikologi dapat diterima secara ilmiah karena didasari oleh penelitian-penelitian dan fakta-fakta yang sudah terbukti validitasnya.
Bagi sebagian besar orang, ilmu psikologi dianggap menarik karena mempelajari karakteristik dan mental manusia. Beberapa instrumen dan teori ilmu psikologi juga sering diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh orang-orang karena dianggap 'keren' dan 'kekinian'. Namun, orang awam sering salah paham dan kesulitan membedakan teori psikologi yang ilmiah dengan yang tak ilmiah (pseudoscience).
Salah satu instrumen psikologi yang paling sering ditemukan dan diminati oleh masyarakat luas adalah tes kepribadian. Saat ini, kita bisa menemukan berbagai jenis tes kepribadian di internet.
Tes yang diberikan sangat beragam, mulai dari kuis, menganalisa suatu gambar, bahkan ada yang mengklaim tanggal lahir seseorang dapat berpengaruh pada kepribadiannya. Belakangan ini, ada satu jenis tes kepribadian yang sedang populer karena sering digunakan oleh artis-artis Korea Selatan.
Apakah itu? Jawabannya adalah MBTI. Akibatnya, para penggemar artis-artis ini pun penasaran dan ingin mencoba mengikuti tes MBTI untuk mengetahui jenis kepribadian mereka. Selain itu, tes MBTI juga banyak disebarkan di berbagai sosial media sehingga banyak netizen yang penasaran dan turut mencobanya.
Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) adalah sebuah tes kepribadian yang dirancang untuk mengidentifikasi kepribadian seseorang (Kerwin, 2008). MBTI ditemukan pada tahun 1940-an oleh Isabel Briggs Myers dan ibunya, Katheryn C. Briggs (Pittenger, 1993).
MBTI menggunakan empat pasang dikotomi sifat untuk membuat 16 kategori kepribadian manusia. Keempat pasang dikotomi tersebut adalah Extraversion-Introversion (E-I), Sensing-Intuition (S-N), Thinking-Feeling (T-F), and Judging-Perceiving (J-P). Nantinya, hasil dari tes kepribadian ini akan berupa kombinasi dari keempat pasang dikotomi tersebut.
Misalnya, hasil tes seseorang menunjukkan bahwa ia cenderung introvert/I, intuisi/N, perasa/F, dan juri/J, maka ia akan digolongkan sebagai kepribadian INFJ. Banyak orang di seluruh dunia yang akhirnya menggunakan tes kepribadian ini sebagai acuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain.
Hasil tes MBTI juga sering digunakan oleh orang-orang untuk mencari jenis karir yang sesuai untuk mereka. Beberapa perusahaan juga menggunakan tes ini untuk menyeleksi calon karyawan.
Sayangnya, MBTI dinilai kurang akurat dan menuai kritik dari para ahli karena kurangnya reliabilitas dari tes kepribadian ini. MBTI dibuat bukan oleh peneliti, namun oleh seorang penulis dan anaknya yang tidak memiliki pendidikan formal terhadap ilmu psikologi dan hanya mempelajari jenis kepribadian manusia secara otodidak melalui buku-buku, sehingga indikator tes MBTI tidak dapat diuji validitasnya.
Selain itu, hasil tes MBTI juga mudah berubah-ubah sesuai dengan suasana hati saat itu, artinya hasil MBTI hanya berdasarkan dari persepsi pribadi seseorang (Stein & Swan, 2019). MBTI juga hanya terfokus pada sisi positif dalam kepribadian seseorang.