Lihat ke Halaman Asli

Surat Kabar dan Secangkir Teh

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

*

Aku adalah perihal lumrah tentang harta yang dijarah

Aku adalah ikhwal delik harga mencekik

Aku larut dalam carut marut kasus yang mengerucut

Mencatat wajah pucat pemungut sisasisa nasib dan proletar

Dimana aku bisa menjadi selimut wajah berdebu

Pengganti matras tebal dirambut gimbal

Wadah pengganti daun jatipenjual sayur dalam bakul

.

Pagi ini

Hanya aku dan secangkir teh hangat

Dimana aku bukan sekedar paragraph harap yang menguap

“Realita absurd segera berbenah”

.

Aku yang mulai basi ketika senja bertamu

Jamuan mewah labium pengeja marcapada

Tak enggan mengantar hamdalah

Tentang episode eksklusif nan elusif

**




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline