Lihat ke Halaman Asli

Kalau Mengaku Cinta, Teladani Kebiasaan Rasulullah dalam Berbagi!

Diperbarui: 28 Agustus 2023   17:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Bank Sinarmas

"Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (Q.S Al Ahzab: 21).

Siapa di zaman sekarang yang tidak punya idola? Jelas, sebagian besar sepertinya punya. Mulai dari kalangan artis, aktor, penyanyi, atlet, penceramah, band, dan lain-lain. Mengapa kita mengidolakan seseorang? Karena ada sesuatu yang dimiliki orang tersebut yang membuat kita kagum. Ada keistimewaan dalam dirinya yang membuat kita mengikutinya.

Biasanya, kekaguman atau kecintaan kita terhadap sesuatu bisa mengubah kebiasaan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ketika kita mencintai idola kita, kita selalu ingin mengikutinya, selalu ingin membuatnya menjadi contoh, bahkan keseharian kita sering disangkutpautkan dengan hal tersebut.

Lantas bagaimana dengan kita umat Islam, yang mengaku cinta kepada Rasulullah akan tetapi tidak mengikuti kebiasaan-kebiasaan beliau. Cinta itu magnet, cinta itu akan mendorong kita pada sesuatu hal yang ingin kita ketahui dari apa yang kita cintai, dan cinta itu adalah pembuktian. Begitu pun ketika kita mengaku cinta kepada Rasulullah. Salah satu pembuktian cinta adalah dengan meneladani kebiasaan Rasulullah.

Rasulullah sangat mencintai anak yatim dan senang berbagi kepada mereka. Maka dari itu, Rasulullah selalu menganjurkan umatnya untuk berbagi kepada anak yatim. Keutamaan menyantuni anak yatim tercantum juga dalam hadis riwayat Thabrani,"Barang siapa yang mengikutsertakan seorang anak yatim di antara dua orang tua muslim, dalam makan dan minumnya, sehingga mencukupinya maka ia pasti masuk surga." (HR. Thabrani).

Baca juga: Kisah Budak Masuk Surga Gara-gara Sedekah Setengah Kurma https://alazharpeduli.or.id/publikasi/artikel-berita/p/kisah-budak-masuk-surga-gara-gara-sedekah-setengah-kurma

Selain itu, Rasulullah selalu berbagi dengan harta benda yang paling dicintai. Sebagaimana Allah Swt. berfirman, "Kamu sekali-kali tidak sampai pada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai." (Q.S Ali Imron: 92).

Tidak hanya berupa harta, Rasulullah juga senang berbagi dengan barang-barang yang terbaik. Rasulullah mengajarkan bahwa berbagi itu tidak harus selalu dengan nominal yang besar, tidak terpatok pada harta, berbagi bisa dengan apa saja yang kita mampu. Sebagaimana hadis riwayat Muslim, Ahmad, dan Abu Daud, "Janganlah kalian meremehkan perkara-perkara kecil, karena segala sesuatu bisa bernilai sedekah."

Maka dari itu, Rasulullah mengajarkan bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Dan sebaik-baiknya manusia adalah dia yang bermanfaat untuk manusia lainnya. Semua pernyataan ini mengajarkan kita untuk selalu berbagi kepada sesama, sebagaimana yang Rasulullah lakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline