Lihat ke Halaman Asli

Dahsyatnya Sedekah Istri kepada Suami, Sekali Sedekah Dapat 2 Pahala!

Diperbarui: 15 Agustus 2023   09:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Iqra Republika

Salah satu hadis menyebutkan bahwa sedekah yang paling utama sebelum kepada orang lain adalah kepada kerabat dekat atau keluarga.

Sebagaimana hadis riwayat Muslim, Rasulullah saw., bersabda, "Ada empat macam dinar (harta dalam penggunaannya). Satu dinar engkau berikan kepada orang miskin, satu dinar engkau belanjakan untuk membebaskan hamba sahaya, satu dinar engkau infakkan di jalan Allah, dan satu dinar lagi engkau nafkahkan kepada keluargamu. Yang paling utama dari keempatnya adalah dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu." (HR. Muslim).

Kemudian, hadis ini juga dikuatkan dengan pernyataan bahwa memberikan sedekah juga harus melihat macam-macam orang yang berhak atau tidak dalam menerima sedekah, khususnya sedekah harta. Salah satu golongan yang tidak berhak menerima sedekah, seperti orang kaya, orang yang fisiknya kuat dan berpenghasilan cukup, dan lain-lain.

Berbicara perihal bersedekah yang harus dimulai dari keluarga atau kerabat dekat terlebih dahulu, bagaimana dengan sedekahnya istri kepada suami?

Dilansir dalam kanal YouTube @dhanybias_6513, disampaikan oleh Ustadzah Oki Setiana Dewi tentang sedekahnya istri kepada suami, "Sahabat Nabi namanya Ibnu Mas'ud ra, beliau seorang yang miskin dan anaknya juga miskin, punya seorang istri namanya Zainab. Zainab punya harta yang agak berlebih. Zainab bertanya, 'Kalau saya punya harta kemudian saya kasih kepada suami dan anak-anak bagaimana, Rasul?' Kata Rasul, 'Engkau mendapatkan dua pahala; pertama pahala sedekah. Kita ini kasih harta kepada anak dan suami itu sedekah di hadapan Allah Swt.,. Kalau laki-laki kasih ke kita sebagai istri, itu kewajiban. Dan kata Rasul, 'Kalau perempuan kasih dari uang jerih payahnya kepada keluarganya, dia mendapatkan pahala silaturahmi. Dan harta yang diberikan olehnya akan menjadikan keluarga yang baik dan harmonis."

Dari penjelasan di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa urutan sedekah yang baik memang untuk kerabat dekat atau keluarga. Akan tetapi, keluarga yang seperti apa dulu yang pantas mendapatkan sedekah. Kisah Zainab dan suaminya bisa dipetik pelajaran bahwa ketika penghasilan seorang istri jauh lebih besar daripada suaminya, dan posisi suaminya sedang kesulitan atau sedang diuji dari segi pendapatan, maka ada baiknya sang istri memberi kepada suami. Ketika seorang istri memberi kepada suami, Allah Swt., menilainya dengan sedekah dan sang istri tidak hanya mendapatkan dua pahala, melainkan hal yang dilakukan oleh sang istri dapat membentuk keluarga yang harmonis.

Di zaman ini, ketika seorang suami lebih sedikit penghasilannya, mungkin akan merasa minder kepada sang istri. Dan tidak sedikit juga fenomena perceraian hanya karena ekonomi. Maka dari itu, dari kisah Zainab kita bisa belajar bahwa bolehlah istri bersedekah kepada suami, tetapi dengan tidak merendahkan suami sebagai kepala keluarga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline