Lihat ke Halaman Asli

Eliyah

Penulis

Allah Menyukai Amalan Sedikit tapi Rutin

Diperbarui: 28 November 2023   16:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Bacaan Madani

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (Q.S Az-Zariyat: 56).

Iman artinya kepercayaan yang melekat dalam hati dengan penuh keyakinan tanpa bercampur keraguan, dan memberikan pengaruh baik dalam pandangan hidup, tingkah laku, dan kehidupan sehari-hari. Seseorang yang beriman adalah mereka yang menjalankan kewajiban-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Akan tetapi, iman manusia seringkali naik turun; kadang di atas, kadang-kadang di bawah (futur).

Keimanan seseorang seringkali diuji oleh banyak keadaan, maka dari itu kita harus selalu berusaha menjaga keistiqomahan dalam beramal saleh. Amalan yang bisa dilakukan itu banyak sekali, tinggal bagaimana kita mau melakukannya atau tidak. Ini juga bagian dari ujian karena seringkali kita kalah dengan nafsu kita sendiri karena lemah akan godaan setan.

Setiap melakukan amalan, seringkali kita merasa semangat, dan rasa semangat itu juga kadang memudar. Adakalanya kita sebagai manusia biasa merasa malas untuk melakukan amal saleh. Bagaimana agar kita tetap istiqomah dan tidak terjangkit rasa malas dalam beribadah? Salah satu solusinya adalah paksakan diri untuk berbuat kebaikan, dan yang kedua lakukanlah amalan sesuai dengan kemampuan. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim.

"Wahai sekalian manusia, kerjakanlah amalan-amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Sesungguhnya Allah tidak bosan sampai kalian bosan. Dan sungguh, amalan yang paling dicintai oleh Allah yaitu yang dikerjakan secara terus menerus walau sedikit." (HR. Bukhari dan Muslim).

Baca juga: Amalan Ringan Mampu Datangkan Rezeki dan Kenikmatan

Seperti inilah amalan yang Allah cintai, yakni terus menerus meski sedikit. Bukan berarti kita tidak boleh beramal saleh banyak-banyak, akan tetapi menjaga keistiqomahan itu tidak mudah. Maka dari itu, lakukan amalan sesuai dengan kemampuan kita tetapi rutin. Misalnya, ketika kita baru belajar untuk bisa rajin dalam salat duha, lakukan saja semampunya. Jika sehari hanya mampu dua rakaat, lakukanlah dan rutin. Kalau sekiranya sudah terbiasa, barulah ditambah lagi rakaatnya. Begitu seterusnya. Dan hal ini tentu berlaku juga untuk amalan-amalan yang lain.

Salah satu tanda diterimanya amalan adalah ketika amalan tersebut membuahkan amalan-amalan yang lain dan menjadikan kita pribadi yang lebih baik lagi setiap harinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline