Dia memanggilku mendekat
Aku berlari di sampingnya dan dia tertawa mengejarku
Meski berjarak
Dia selalu kembali padaku
"Aku ingin mengenalmu lebih jauh" katanya
Dia bersedia memelukku
Menerima amarahku
Dan menelan keburukanku dalam-dalam
Diam-diam dia membelai rambutku
Saat aku mengunjunginya di senja kemarin
Tanpa membuatku rikuh
Atas keintiman yang sealami menghela nafas.
Tapi bagaimana pun aku tak pernah sepenuhnya mengerti dirinya.
Terlalu luas dan bias
Dia pandai bermisteri meskipun bukan karena dia enggan berbagi
Aku selalu takjub akan keelokan parasnya kala kami bertemu
Baik di pagi
Sore
Dan malam hari.
Ku akui dia begitu menawan.
Meski dia banyak terluka.
Aku tau
Tanpa dia bercerita.
Bagaimana mungkin dia begitu ceria dan penuh cinta kepadaku
Aku tak ingin mempertanyakannya
Aku terlalu nyaman menikmati gelak tawanya saat aku berjalan di sisinya.
(Erose, 19022021)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H