Lihat ke Halaman Asli

Elivatur Rose

Sebuah Entitas

Puisi | Sepi yang Membatu di Terpa Angin

Diperbarui: 3 Juli 2019   15:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

zetizen.jawapos.com

 

Mungkin sudah sejak kabisat lalu sepi telah membatu dihatimu. Namun kau tetap diam, tidak juga menjerit karena luka.
Meski sepi itu telah menggores-gores air matamu hingga dasarnya yang hitam. Sepi itu telah menjadi tugu, yang mengingatkanmu akan cita di masa lalu.

di batu sepi itu kau berkaca seolah akan tampil wajahnya yang menyatakan cinta dengan hati membara.
Membara dengan bibir kecilmu yang mengatakan "aku mau bersamamu". Tidak juga nampak keluhmu di malam hitam.
Saat angin berlari mengejar orang-orang masa kini, yang melarikan diri pada dunia maya. Kau tak jua jengah.

Sepi itu telah membatu sejak kabisat yang lalu sejak bahagia menuliskan kata tamat di akhir film romansa dimana kau menjadi heroin tokoh wanita.
Sepi itu telah membatu dipupuk rindumu yang mengadu tanpa perlu terpampang di status galau jendela.

Mungkin kau telah khatam dengan kata sabar, yang akan hambar disematkan pada orang lain yang tak memiliki cinta setulus dirimu.
Sepi itu telah membatu diterpa angin. Angin kecil yang katanya sepoi, jua angin besar yang dinama topan.

Sampai kapan kau mampu menanggung batu itu tentu akan banyak gosip yang suka ria menanyakannya.
Tapi aku tidak. Karena aku tahu telah lama kau pasrahlan. Batu sepi itu tak bermasa. Hanya berasa.

Sejak kabisat lalu film yang kau mainkan telah habis. Berganti judul. Entah menceritakan kisah apa lagi.
Yang jelas sepi itu telah membatu menjadi tugu. Sesekali kau kunjungi untuk bercermin, melihat rupaku.

Banyuwangi, 1-7-2019

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline