Lihat ke Halaman Asli

Di Balik Kekurangan Ada Kelebihan yang Tidak Kita Sadari

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saya pernah berkunjung kesuatu keluarga bersama teman-teman saya. Keluarga tersebut terdiri dari ayah-ibu, nenek-kakek dan seorang anak perempuan. Anaknya bernama Reisa. Risa adalah anak yang cantik dan sama seperti anak-anak pada umumnya. Dan sekarang Reisa telah berumur 3 tahun. Tetapi anak yang tinggal dikeluarga itu tidak hanya Reisa seorang, melainkan anak seorang anak laki-laki.

Anak laki-laki itu bernama Deni. Deni adalah keponakan dari ibu itu. Deni tinggal bersama mereka karena ketika ibu Deni melahirkannya dirumah itu Ibu Deni langsung pergi menitipkan Deni pada keluraga itu. Keluarga tersebut tidak tau alasan mengapa ibu Deni tega meinitipkan Deni pada mereka. Ternyata Deni memiliki kecatatan sejak Deni lahir. Kekurangannya yaitu dia mengalami perkembangann sel dalam tubuh yang tidak sempurna. Dia terlahir prematur(kurang dari 9 bulan didalam perut ibunya). Sekarang Deni telah berusia 4 tahun. TetapiDeni belum dapat berjalan dan tidak dapat menggunakan tangan kirinya karena tangan kirinya bengkok dan tidak dapat dia gerakan.

Pertama kali saya mengunjungi keluarga tersebut sekilas saya hanya tertarik melihat Reisa dan saya sedikit risih melihat Deni yang kotor. Tetapi setelah saya duduk selama kira-kira 5 menit, saya semakin lebih tertarik melihat Deni. Deni anak yang pandai bicara dan periang. Lalu saya mulai bermain dengan Deni. Dan saya mengatakan pada neneknya (maaf) bahwa Deni sedang buang air besar dicelana. Lalu sang nenek pun mengatakan tidak itu penyebab karena Deni berjalan mengesot. Lalu saya baru manyadari bahwa Deni belum dapat berjalan sampai saat ini. Saya mencoba memapah Deni lalu saya melihat bahwa kaki Deni sebelah kiri lebih pendek dari sebelah kanan. Dan telapak kakinya tidak rata melainkan miring. Saya pun sejenak terdiam dan sempat berpikir ternyata disekeliling saya ada orang yang memiliki kekurangan. Selama ini saya hanya melihat orang yang memiliki kekurangan melalui televisi. Tetapi sekarang saya melihat itu secara langsung. Dan Deni bercerita pada saya bahwa Deni ingin ketika ia sudah dewasa Deni bisa menyetir pesawat. Hati saya mulai menangis ketika mendengar itu. Seorang anak yang tidak memiliki tangan dan kaki yang sempurna memiliki kemauan yang tinggi. Bagaimana dengan saya yang memiliki organ tubuh yang sempurna?.

Saya mulai mencoba mengajari Deni cara berjalan. Saya membawa Deni berjalan menggunakan jaket saya yang saya jepitkan dikedua lengannya agar saya bisa memapahnya dalam berjalan. Lalu Deni pun girang sekali karena Deni dapat berjalan. Dan Deni mulai merasa letih berjalan maka kami pun beristirahat. Lalu kami mengganti permain, kami bermain masak-masakan. Saya melihat Deni selalu menggunakan tangan kanannya dalam mengambil atau memegang sesuatu. Dan saya pun menyuruh Deni untuk mencoba mengambil sayur yang ada ditangan saya. Deni pun mencoba mengambil tetapi saya letih Deni mencoba. Maka teman-teman saya memberikan semangat pada Deni dan Deni dapat mengambil itu. Lalu kami semua sangat senang melihat itu.

Saya sangat senang bermain bersama Deni. Karena dibalik kekurangannya dia punya banyak kelebihan, yakni Deni pandai sekali dalam berbicara, Deni memiliki kemauan dan semangat yang tinggi, dan Deni juga mengajari saya dalam berbagai hal, Deni anak yang pintar dan sangat polos, tidak pernah merepotkan orang lain. Saya sangat kagum melihat Deni. Dan ketika saya ingin pulang kerumah saya Deni tidak mengizinkan saya. Deni terlihat sedih ketika saya ingin pulang. Deni malah mengajak saya utuk berjalan bersama lagi. Maka saya turuti kemauannya. Saat Deni mulai kelelahan saya pun ingin bergegas pulang karena hari sudah semakin gelap. Tetapi Deni tetap tidak mengizinkan saya pulang. Maka saya berbohong bahwa saya hanya ingin mencari angin karena dirumah terlalu panas. Dia pun mengizinkan saya dan berpesan bahwa saya akan kembali lagi dan membawakan coklat untuknya. Dan kebetulan teman saya membawa coklat maka diberikan pada Deni. Saya pun pulang dengan berat hati meninggalkan seorang anak yang sangat baik, dan asik dalam bermain.

Saya pun mendapatkan pelajaran yang langsung saya alami sendiri. Bahwa anak seperti Deni saja tau bersyukur kepada Tuhan. Apalagi saya yang terlahir dengan tidak memiliki kekurangan. Maka setelah itu saya berusaha untuk bersyukur dalam segala hal yang Tuhan berikan pada saya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline