Pembelajaran dengan setting inklusi melibatkan adanya perubahan dan modifikasi baik dari segi isi, pendekatan, struktur, dan strategi pada sistem regular dengan memperhatikan satu visi bersama bahwa inklusi adalah tanggung jawab mendidik semua anak yang berada pada rentang usia yang sama.
Sebagaimana yang telah diketahui, inklusi merupakan sebuah pendekatan yang bertujuan untuk membangun lingkungan yang terbuka bagi siapa saja dengan latar belakang dan kondisi yang berbeda-beda, baik secara karakter, kondisi fisik, kepribadian, status ekonomi, suku, maupun budaya. Salah satu yang menjadi ciri khas dari pendidikan inklusi ialah adaptif. Adaptif dari hal kurikulum, penilaian, dan bahkan pengajaran. Maka dari itu, sudah menjadi suatu kewajiban bagi guru inklusi untuk dapat menguasai keterampilan pembelajaran adaptif.
Menyadari adanya urgensi bagi guru inklusi akan hal tersebut, maka melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat, Prof.Dr.Asep Herry Hernawan, M.Pd. beserta dua rekan dosen Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Cibiru lainnya yaitu Triana Lestari, M.Pd. dan Mirawati, M.Pd. memprakarsai kegiatan Pelatihan Keterampilan Pembelajaran Adaptif Bagi Guru di Sekolah Inklusi.
Dengan dibantu oleh dua orang mahasiwi, Elita Rachmayanti dan Endah Permatasasi, pelatihan yang diikuti oleh 33 guru sekolah dasar inklusi secara online dan berlangsung sebanyak enam kali tertanggal 15, 16, 21, 22, 29 dan 30 Oktober 2020 tersebut bertujuan untuk membantu meningkatkan pemahaman guru mengenai dasar-dasar pengelolaan pendidikan inklusi, identifikasi anak berkebutuhan khusus, serta pengajaran adaptif di kelas inklusi yang mana semuanya mengarah pada peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah.
Di samping itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk menyediakan pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki kompetensi memadai dalam memberikan layanan pembelajaran bagi Anak Berkebutuhan Khusus di sekolah umum, sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat tersebut dilakukan dengan menggunakan metode lesson study yang merupakan model pembinaan profesi guru melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkesinambungan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas. Melalui metode tersebut, langkah-langkah yang dilakukan ialah:
- Melakukan tahap pengkajian akademik/orientasi akademik, dimana guru dilatih terkait dasar-dasar pendidikan inklusi.
- Melakukan tahap perencanaan lesson study dan pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
- Melakukan tahap pelaksanaan lesson study dan observasi.
- Melakukan tahap refleksi.
Berdasarkan keempat tahap yang telah dilakukan pada kegiatan pelatihan tersebut, maka program ini telah menghasilkan CBA (Curriculum Based Assessment): Panduan Pembelajaran Adaptif Bagi Guru di Sekolah Inklusi yang berisi panduan dan langkah-langkah menyelenggarakan pembelajaran adaptif secara lengkap, jurnal publikasi ilmiah, dan kajian materi di setiap pertemuan bagi para peserta. Adapun berdasarkan umpan balik dari peserta, kegiatan ini telah memberikan pengetahuan baru tentang dunia anak berkebutuhan khusus, terutama terkait kendala, hambatan dan cara menanganinya, serta memberikan insight baru bagi mereka bahwasannya mereka harus menjadi seorang pendidik yang dapat menormalisasikan kesetaraan dan tidak mendiskriminasikan peserta didik.
"Kami jadi cukup tau tentang dunia anak berkebutuhan khusus, terlebih kendala, hambatan dan cara menanganinya, terima kasih atas adanya acara yang sangat bermanfaat ini."