Lihat ke Halaman Asli

Elis Solihati

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Daerah Kota Tasikmalaya

Rich Dad Poor Dad #Bagian 1

Diperbarui: 9 Oktober 2022   07:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Banyak bagian yg ada di buku ini. Tapi aku ingin berbagi secara lebih rinci per bagian, pelajaran yang aku ambil dari sini. 


Sengaja ya aku tulis pemahaman aku per bagian. Agar lebih mempermudah pemahaman, dan gak terlalu overload gitu. Dan lebih ringan.

Bagian pertama :
Apa yg diajarkan orang kaya kepada anak mereka tentang uang.
Dan ini tidak diajarkan oleh orang tua miskin.

Orang tua kaya mengajarkan bahwa belajar ataupun mengajar tidak mesti ada yang berbicara atau saling memulai tapi di sini peran yang sangat penting adalah belajar melakukan.

Oh iya satu quotes yang menurut aku ini damage banget bunyinya seperti ini kalau kau menarik hikmah dari pelajaran kehidupan kau akan baik-baik saja kalau tidak hidup hanya akan mempermainkanmu. Orang melakukan dua hal sebagian orang membiarkan hidup mempermainkan mereka, yang lain marah dan membalas, namun mereka membalas kepada atasan pekerjaan atau pasangan mereka mereka tidak tahu bahwa hiduplah yang mempermainkan mereka.

Di bab ini aku belajar bahwa memang ketika kita ingin belajar dari apapun itu (dalam hal ini adalah pekerjaan apapun itu) kita tidak mesti melihat gaji semata karena memang esensinya kalau kita hanya berfokus pada gaji kita akan merasa lelah Artinya kita hanya bekerja untuk uang tapi beda halnya kalau kita bersyukur terhadap uang yang kita terima saat kita bekerja itu akan menjadi hal yang menyenangkan.
Mungkin ini relate ya sama kondisi realistis kita di saat ini bahwa memang orang-orang yang bekerja untuk uang itu dan itu adalah mindset yang selama ini orang-orang tua/guru kita ajarkan secara tidak langsung.

Pelajaran pertama dalam bab ini
" orang kaya tidak bekerja untuk uang"

Selanjutnya di sini tetap ditekankan perlu mengubah atau memperluas sudut pandang kita dalam berpikir atau bisa dibilang berbeda dari kebanyakan orang karena terkadang pemikiran Kebanyakan orang itulah perangkap yang mengurung kita sendiri.

"Sebagian besar orang mempunyai harga dan mereka mempunyai harga karena emosi manusia yang disebut dengan ketakutan dan ketamakan. Pertama rasa takut akan hidup tanpa uang memotivasi kita untuk bekerja keras. Lalu setelah mendapat slip gaji pertama kan atau nafsu membuat kita mulai berpikir tentang semua hal indah yang bisa dibeli dengan uang. Pola pun kemudian terbentuk."

Semakin manusia mendapatkan uang banyak mereka akan menggunakan siklus untuk meningkatkan pengeluaran mereka itulah yang dinamakan ketakutan dan ketamakan menguasai emosi manusia.

Jadi simpelnya seperti ini ya manusia itu berpotensi untuk dikendalikan oleh ketakutan dan ketamakan sehingga manusia terkadang mulai menyimpulkan bahwa rasa takut tersebut akan hilang jika mereka bekerja dan menghasilkan uang. Uang mengendalikan hidup manusia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline