Sejak akhir tahun 2019, di seluruh dunia diterpa oleh wabah pandemi yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 atau yang paling dikenal dengan COVID-19, tak terkecuali di Indonesia. COVID-19 pertama kali diumumkan kasusnya di Indonesia yaitu pada 2 Maret 2020 silam. Upaya awal yang dilakukan pemerintah guna melindungi warga dari risiko penularan, maka Presiden Jokowi menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berlaku sejak 1 April 2020. Dengan adanya peraturan tersebut, segala bentuk kegiatan yang ada di masyarakat dibatasi dan diberlakukannya pelarangan mudik lebaran.
Diberlakukannya PSBB tentu saja memiliki dampak bagi masyarakat terutama bagi pelaku UMKM. UMKM sendiri merupakan singkatan dari usaha mikro, kecil, dan menengah atau lebih mudahnya yaitu bisnis yang dijalankan oleh individu atau rumahan. Salah satunya yaitu UMKM yang bergerak di bidang makanan, yang terdapat di Perumahan Telaga Murni, Kecamatan Cikarang-Barat, Kabupaten Bekasi.
Eti Soniti atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Agus ini sudah menggeluti usaha di bidang makanan yang memproduksi kue-kue lebaran sejak tahun 2005, yang berlokasi di perumahan telaga murni, Kecamatan Cikarang-Barat, Kabupaten Bekasi. Dalam hasil wawancara dengan anak keduanya, Meutia Dewi, mengungkapkan, “Alasan memilih usaha makanan terutama kue lebaran yaitu yang pertama untuk menyalurkan hobi serta bakat, yang kedua prospeknya juga bagus,” tuturnya dalam wawancara.
Dewi juga menuturkan, “Selama kondisi pandemi COVID-19 terutama sejak diberlakukannya PSBB, daya beli masyarakat lebih cenderung menurun. Omzet juga tentu saja menurun karena memang situasi pandemi juga. Untuk soal pemasaran harus pro aktif, kreatif dan inovatif,” ujarnya.
Meskipun sedang di masa pandemi, keluarganya tetap berusaha dan memaksimalkan upaya yang ada untuk tetap mempertahankan UMKM yang sudah dibangun selama 16 tahun itu guna menstabilkan omzetnya dari kerugian akibat adanya pandemi. Dewi mengungkapkan, “Upaya yang sudah dilakukan adalah inovasi promosinya seperti memasarkannya tidak hanya melalui media offline tetapi juga online seperti Facebook, Instagram, dan Whatsapp karena sekarang berjualan apa saja bisa melalui online, cukup dengan menggunakan handphone saja sudah bisa memasarkan produk dengan lebih efektif,” ucapnya.
Dewi juga memberi saran kepada para pelaku UMKM agar tetap bisa mempertahankan dan mengembangkan usahanya terutama di situasi pandemi seperti saat ini,
"Saran saya agar para pelaku UMKM lebih inovatif dalam memanfaatkan teknologi, karena teknologi untuk para pelaku usaha UMKM ini benar-benar sangat bermanfaat guna mencari cara baru menjangkau konsumen lewat bantuan teknologi. Dan mulailah berjualan di pasar daring atau media sosial, atau bahkan menjual dalam jumlah besar untuk meningkatkan omzet. Pertimbangkan lebih banyak promosi, dan tingkatkan upaya pemasaran digital melalui strategi dan konten yang terjangkau namun menarik,” ucap dewi di penghujung wawancara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H