Pemeluk Kabut Cinta Hingga Sirna
Aku pernah mendengar kisah tentang wajah yang hilang di antara kabut, tentang jemari yang berubah menjadi tangkai, tentang bunga-bunga yang tumbuh dari luka paling sunyi.
Di wajahmu, aku melihat segala yang ingin disembunyikan: rindu yang tak punya alamat,
air mata yang menguap menjadi embun,
dan matahari yang hanya tahu caranya tenggelam.
Mungkin kau memilih kabut agar tak ada yang tahu bagaimana kau belajar melupakan dirimu sendiri.
Atau mungkin bunga-bunga itu adalah caramu mengatakan bahwa tak semua kesedihan butuh nama.
Aku ingin menyentuhmu,menyingkap setiap kelopak yang melindungi rahasia di wajahmu.
Tapi kau diam, seperti langit sebelum hujan, seperti doa sebelum dijawab.
Aku akhirnya mengerti, bahwa beberapa wajah memang diciptakan untuk menghilang, menjadi taman yang hanya bisa dikenangboleh angin.
Surabaya, 16 November 2024