Kau Semat Luka
Kau lihat senyum yang mengembang
di bibirku, kekasihku
Adalah ratusan risalah
Kadang lupa kutangisi
Hampir satu abad
Aku mengubur kemerdekaanku
Juga kebebasan yang dielukan banyak orang
Di sini, di antara parau jeritan
Aku adalah nyawa, terkebiri kenyataan