Pendidikan karakter itu perlu, tetapi ayah bunda jangan memberikan vonis kepada anak bahwa anak mama nakal.
Sebetulnya ketika melihat anak-anak yang tidak tahu apapun kemudian lantas disebut anak nakal, jika ayah bunda bayangkan selama anak dalam masa tumbuh kembang selalu mendapat predikat nakal, tidak sopan, bodoh, tidak bisa berbuat apa-apa, tidak bisa membaca, tidak bisa menulis, selalu merepotkan, suka berbuat masalah.
Coba bayangkan seru otak anak telah merekam hal-hal buruk yang terjadi pada rekaman otak anak dengan sebutan Kamu nakal, kamu jahat.
Pada akhirnya kata nakal dan jahat tersebut menjadi sifat bawaan dalam alam sadarnya dan anak mulai meyakini bahwa benar, dia bodoh, dia jahat, nakal, usil dll.
Sebelum semuanya terlambat mari kita sebagai ayah bunda memperbaiki respon dan pikiran kita terhadap karena hakikatnya anak itu lahir tanpa dosa, sehingga orangtua perlu memberikan masukan positif dan berusaha memperbaiki.
1. Predikat buruk cenderung memiliki dampak buruk
Sebenarnya semu ayah dan ibu tidak memberikan predikat buruk pada anak-anak yang tak di inginkan oleh anak bahkan orangtuanya sendiri.
Namun seringkali lingkungan telah memberikan predikat nakal pada anak "Kamu Nakal, Kamu jahat" kamu anak kurang ajar, kamu susah di atur, akibatnya anak merasa divonis dan ditakuti.
2. Tuduhan yang terus berulang akan membuat anak merasa yakin.
Pada awalnya tuduhan tersebut membuat anak tidak merasa nyaman, tatapi ketika sudah menjadi bahan obrolan tetangga dan mendapat cemoohan, ejekan. Tentu akan membuat luka tersendiri dalam hatinya. Dan anak akan x melawan tuduhan itu namun dengan tindakan kenakalan.
3. Mengingat anak akan kesalahan tidak harus dengan sebutan nakal.