Lihat ke Halaman Asli

Elisabeth Mita Y L

Jatuh untuk bangkit

Petani dan Teknologi Pertanian Era Industri 4.0

Diperbarui: 27 April 2021   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : https://quipperhome.wpcomstaging.com/

Perkembangan teknologi saat ini seolah-olah sudah mengalir berdampigan dengan kehidupan masyarakat. Tidak dapat dipungkiri,perkembangan teknologi saat ini telah menyentuh banyak bidang,tak terkecuali bidang pertanian. Saat ini,dunia pertanian dituntun untuk bergerak mengikuti arus perkembangan teknologi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990 : 1158) Teknologi adalah ; 1) Metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis ilmu pengetahuan terapan 2) Keseluruhan sarana untuk menyediakan barang- barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Atau dapat dikatakan bahwa teknologi pertanian adalah penerapan penggabungan antara Teknik dan ilmu-ilmu terapan dalam dunia pertanian.

Perkembangan teknologi pertanian berawal dari era 1.0 dimana para petani masih menggunakana cara tradisional untuk Bertani. Memasuki era 2.0,pertanian mulai menggunakan peralatan mekanik atau biasa disebut mechanical farming. Selanjutnya pada era 3.0 teknologi pertanian yang lebih memakai teknologi berbasis teknologi informasi. Perkembangan terus terjadi seiring perkembangan teknologi hingga memasuki teknologi 4.0 atau era revolusi industry.

Pertanian 4.0 mulai diterapkan oleh kementrian Pertanian sekitar 4,5 tahun yang lalu hingga sekarang. Pertanian ini merupakan pertanian presisi yang dikombinasikan dengan teknologi informasi digital berbasis internet seluler,big data,dan cloud computing. Jenis teknologi yang diterapkan oleh Kementrian Pertanian adalah berbagai alat dan mesin seperti autonomous tractor, drone sebar benih, drone penyebar pupuk granule,  alsin panen olah tanah terintegrasi, dan robot tanam.

Melihat semakin berkembangnya teknologi pada pertanian tersebut,kita juga perlu melihat bagaimana penerapan teknologi tersebut terhadap petani. Kita perlu mengingat bahwa tidak semua petani paham dan menguasai teknologi yang diberikan.

Melihat latar belakang SDM serta kondisi lahan mereka dapat menjadi alasan mengapa kebanyakan petani belum menerapkan teknologi yang diberikan ini. Sumber Daya Manusia merupakan salah satu komponen penting yang mendasari mudah tidaknya teknologi pertanian 4.0 ini diterapkan. Perlu diingat bahwa sebagian besar petani berusia lebih dari 40 tahun dan lebih dari 70 persen petani Indonesia berpendidikan SD. Hal ini berpengaruh pada kemampuan petani untuk mengolah serta mengembangkan metode pertanian yang cenderung monoton atau masih menggunakan cara tradisional yang mereka pelajari secara turun temurun tanpa mencoba inovasi baru atau teknologi baru untuk meningkatkan hasil panen mereka.

Selain berkaitan dengan Sumber Daya Petani,hal yang menyebabkan para petani tradisional enggan atau jarang yang ingin mencoba teknologi baru adalah ketebatasan biaya,ketebatasan pengetahuan juga menjadi salah satu factor penyebab mengapa laju teknologi terhambat .

Para petani tradisional yang cenderung lebih terbiasa menggunakan cara tradisional mungkin akan merasa bahwa teknologi tradisional yang mereka pakai selama ini lebih mudah diterapkan dibandingkan teknologi baru yang muncul. Padahal kemudahan teknologi ini dapat pula membantu petani mempermudah pekerjaan mereka.

Namun disisi lain ada pula petani yang mulai mencoba beralih menggunakan teknologi pertanian 4.0 dan menerapkannya pada pertanian mereka. Tak jarang pula petani tetap menggabungkan antara pertanian tradisional dan pertanian modern untuk tetap menjaga keutuhan ekosistem.Petani milenial yang mulai menggunakan unsur teknologi pertanian 4.0 didalam sistem pertaniannya dapat menjadi pelopor atau memotivasi petani untuk dapat juga menggunakan teknologi pertanian 4.0 .

Namun perlu diingat pula bahwa kita juga tidak dapat memaksakan teknologi ini untuk diterapkan oleh petani,sebagai petani milenial kita hanya perlu memberikan contoh yang nantinya akan memotivasi petani. Selain itu kita juga dapat memberikan gambaran kepada petani tentang bagaimana pertanian 4.0 ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline