Lihat ke Halaman Asli

Quiz 2 - Praktik Stoicisme, Membedakan Antara Fortuna vs Virtue Untuk Menjadi Sarjana Unggul dan Profesional

Diperbarui: 21 September 2024   01:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Modul Prof. Apollo

WHAT

Stoicisme adalah sebuah aliran filsafat yang berkembang di Yunani Kuno pada abad ke-3 SM dan kemudian menjadi populer di Roma Kuno. Filsafat ini didirikan oleh Zeno dari Citium, yang mengajarkan bahwa kunci kebahagiaan dan kedamaian batin terletak pada kemampuan kita untuk mengendalikan emosi dan pikiran kita, serta mengembangkan sikap ketenangan dalam menghadapi hal-hal di luar kendali kita.

Stoicisme mengajarkan bahwa dunia ini penuh dengan ketidakpastian dan banyak hal dalam hidup kita yang tidak dapat kita kontrol dari keberuntungan, kesehatan bahkan tindakan orang lain. Namun ada satu hal yang dapat kita control yaitu bagaimana cara kita merespon segala Sesutu yang terjadi diluar dari diri kita. Inilah inti dari stoicisme, yaitu mengendalikan reaksi kita terhadap dunia luar dengan penuh kebajikan (virtue) dan ketenangan. Para stoic percaya bahwa dengan mengendalikan pikiran dan emosi kita, kita bisa mencapai kehidupan yang lebih baik, lebih bahagia dan lebih bermakna.

Menurut konsep stoicism, jalan termudah untuk menuju kebahagiaan adalah didasarkan pada beberapa prinsip berikut:

  • Kemampuan dalam melihat diri sendiri, dunia, serta manusia lain secara objektif dan menerima sifat mereka dengan apa adanya.
  • Disiplin untuk mencegah diri sendiri dikendalikan oleh keinginan untuk bahagia atau takut terhadap rasa sakit dan juga penderitaan.
  • Membuat sebuah perbedaan antara apa yang ada di dalam kekuatan kita dan apa apa yang tidak ada.

Stoicisme merupakan sebuah filosofi yang berkaitan dengan kebahagiaan hidup dan bagaimana menghindari pikiran-pikiran stres dan jenuh.  Ilmu yang satu ini mengajarkan pada kita tentang bagaimana kebahagiaan seseorang itu bersumber dari hal-hal yang bisa kita kendalikan. Jadi untuk meraih kebahagiaan yang dimaksud, kita perlu memfokuskan diri pada apapun yang bisa kita kendalikan

Secara umum, Stoicisme dipahami sebagai aliran filsafat yang berpandangan bahwa manusia harus mampu mengontrol emosinya agar bisa bersyukur atas apa yang terjadi. Dalam aliran stoikisme ditekankan prinsip bahwa manusia merupakan makhluk yang mudah dipengaruhi emosi. Karena kondisi itu, manusia sering melupakan hal positif yang diterimanya.

WHY

Pertama, pentingnya membedakan antara fortuna dan virtue terletak pada peran mereka dalam mempengaruhi hidup kita. Fortuna adalah segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita diluar kendali kita, seperti keberuntungan, nasib, atau kejadian eksternal yang tidak dapat kita prediksi atau tidak dapat kita atur. Contohnya bisa berupa hasil ujian, kesempatan magang atau pengakuan dari orang lain. . Keberhasilan yang kita dapat atau kita capai sering kali dipengaruhi oleh banyak faktor eksternal yang terkadang tidak dapat kita prediksi. Dengan kita memahami apa itu fortuna, kita dapat lebih siap menghadapi tantangan yang akan terjadi. ini dapat membantu kita untuk tidak terjebak dalam frustasi ataupun kekecewaan ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai dengan harapan atau tidak berjalan semestinya.

Disisi lain, virtue adalah kualitas moral hidup, prinsip, karakter yang sepenuhnya dalam kendali kita. Ini berdasarkan pilihan dan tindakan yang mengacu kepada kebajikan, seperti keberanian, kebijksanaan, keadilan, dan pengendalian diri.  Virtue dalam stoicisme adalah kekuatan internal yang memungkinkan kita untuk menghadapi apapun yang terjadi diluar dengan ketenangan, kebiaksanaan, dan ketahanan. Jika fortuna adalah sesuatu yang tidak bisa kita kendalikan, maka virtue adalah sesuatu yang selalu bisa kita latih, kuasai dan kendalikan.

Pada intinya, stoicisme mengajarkan bahwa kebahagiaan kita sejatinya berasal dari diri sendiri. Dari bagaimana kita dapat menghadapi sesuatu yang terjadi diluar kendali kita. Filosofi ini mengajarkan kita bahwa meskipun kita tidak dapat memiliki control penuh atas apa yang akan terjadi diluar dari diri kita,namun kita punya kendali atas reaksi dan sikap kita terhadap situasi yang terjadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline