Terdapat dua alasan karakter gagal seorang anak , yaitu orang tua gagal memberikan bimbingan kepada anaknya atau anak yang memang sengaja dilepas kendali oleh orang tua. Kasus bullying tidak dapat memiliki pembenaran dari segi manapun, pendidikan mengenai pembentukan karakter pada anak yang mungkin semakin lunak atau memang sama sekali tidak, menyebabkan perilaku seorang anak benar-benar bisa lebih jahat dari apa yang dilakukan oleh orang dewasa.
Tak bisa dipungkiri kasus bullying di Indonesia kini kerap semakin sering terjadi, tindakan tersebut juga tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa bahkan kini sudah dilakukan oleh anak dibawah umur, sebagai contoh kasus bullying anak dibawah umur di Indonesia yaitu :
Kasus Bullying siswa SMP di Malang pada Februari 2020, Kasus Bullying di Cilacap pada Januari 2021, siswa SMP di Banyuwangi yang mendapat kekerasan oleh temannya hingga Tulang paha nya harus dipotong 4 cm yang terjadi pada November 2021, Kasus Bullying siswa SD di Jepara pada Oktober 2021, dan kasus yang baru terjadi yaitu Siswa MTs di Kotamobagu Tewas Akibat mendapat tindakan keji oleh temannya yang terjadi di bulan Juni 2022.
Sangat miris karena tak sedikit dari kejadian-kejadian tersebut pelaku mengatakan bahwa ia hanya bercanda, namun yang lebih miris ialah jika ada oknum yang berkata bahwa tindakan semacam ini hanya kesalahpahaman,
sulit disamakan pemikiran orang lain mengenai apa yang dirasakan oleh orang lain, namun ketika seseorang sudah melakukan tindak kekerasan baik secara fisik maupun mental kepada orang lain itu dinamakan pembullyan atau perundungan, tidak ada kata salah paham pada kejadian seperti ini.
Pemberian pendidikan karakter sejak dini dari rumah sebagai dasar karakter yang seharusnya sudah tertanam pada diri seorang anak kini terlihat semakin minim, kelakuan anak jaman sekarang sungguh diluar dugaan dan semakin seram, bagaimana tidak seorang anak mampu dengan sengaja dan tega melakukan tindakan kekerasan kepada temannya sendiri,
bahkan cara yang mereka lakukan begitu kejam dan tidak sesuai lagi dengan posisi sebagai anak-anak. Sekolah memang memberikan pendidikan dan pengajaran pada murid-muridnya,
namun pengajaran dasar dari orang tua adalah hal dasar yang sudah harus dimiliki seorang anak sebelum ia beralih dan berinteraksi dengan lingkungannya, sejumlah orang tua mungkin sudah menyempatkan waktu untuk memberikan pengajaran karakter sejak dini dari rumah,
namun mungkin saja cara atau strategi nya yang kurang tepat sehingga anak kurang nyaman apabila diberi nasehat atau diberi pengajaran pembentukan karakter, namun tidak dapat dipungkiri orang tua yang memang sengaja melepaskan tanggung jawab yang amat sangat dasar tersebut dan cuek terhadap tumbuh dan berkembangnya karakter seorang anak.
Kasus pembullyan yang terjadi merupakan duka bagi semua orang yang turut tahu merasakan bagaimana posisi korban dan tidak semena-mena mengatakan bahwa kejadian tersebut adalah canda atau kesalahpahaman, sebagian orang pastinya bertanya-tanya juga bagaimana mungkin seorang anak tega melakukan hal kejam seperti mengikat,
menendang atau memukul temannya, hal ini tidak bisa disangkal lagi seorang anak bisa saja tidak hanya menjadi seorang penjahat namun juga bisa saja jadi seorang pembunuh,