Ini kali ke sekian, saya menjejak di Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Museum yang menjadi bukti dan saksi sejarah Poklamasi RI. Tahun ke tahun masuk bulan Agustus, bulan kebangsaan, selalu ada kegiatan yang di gelar.
Kali ini saya ikut Kotekasiana trip ke 25. Yaitu program dari Komunitas Traveling Kompasiana. Jam 08.30 ditentukan waktu berkumpul, pagi-pagi benar saya sudah berangkat dari Cipondoh, Tangerang. Lumayan panjang perjalanan, namun nyaman dengan transjakarta. Transportasi umum di Jabodetabek, emang sudah membaik.
Saya tiba tepat waktu, walau bukan yang pertama. Beberapa petugas dari Wisata Kreatif Jakarta dan perwakilan Country choice sudah membuka pendaftaran ulang. Usai mendaftar ulang, semua peserta mendapat satu tas berisi 6 kotak juice Country Choice 250 ml dengan 3 varian rasa. #guardianred #optimistorange dan #purifygreen plus satu botol air putih.
Acara dibuka Ira Lathief, founder Wisata Kreatif Jakarta. Sebuah perusahaan traveling yang memiliki program wisata dengan destinasi yang berbeda. Ira menjelaskan program kali ini, selain dari Kotekasiana ada dari pemenang give away yang diadakan di instagram.
Ira memperkenalkan para pemandu yang akan bertugas dan perwakilan dari Country choice, yang menjelaskan tentang produk juice dan selama jegiatan bakal ada lomba postingan di media sosial. Rombongan di bagi 3 grup, kami dari Kotekasiana di pandu Inches.
Di mulai dari ruang tamu. Di mana Laksama T Maeda, seorang perwira angkatan laut Kerajaan Jepang yang ditugaskan sebagai penghubung dengan petinggi Indonesia. Seperti kita ketahui Jepang menjanjikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Tapi kemerdekaan Indonesia bukan pemberian Jepang.
Pemboman yang menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika menjadi momentum pemuda Indonesia, terutama Bung Karno, Bung Hatta, Achmad Sahardjo, Sukarni dan banyak perwakilan organisasi pemuda yang ingin Indonesia merdeka.
Sebelum pemboman, para pemuda dengan semangat muda menculik Bung Karno dan Bung Hatta dan di bawa ke Rengas Dengklok. Di sini bukti napsu besar tenaga kurang. Para pemuda yang bermodal tekad dan nekad namun nggak punya program, nggak tau mau berbuat apa.
Singkat cerita Bung Karno Bung Hatta kembali ke Jakarta. Katena di bawah pengawasan, rombongan tidak ke rumah Bung Karno di Pegangsaan, melainkan ke rumah Laksama T Maeda yang juga bersimpati pada bangsa Indonesia. Laksama T Maeda mempersilahkan rumahnya dipergunakan para oemuda berkumpul dan merumuskan perencanaan.
Saat itu bulan puasa, Laksama T Maeda bahkan menginstruksikan petugas di dapur untuk menyiapak makanan untuk sahur. Di ruang makan Achmad Subarjo yang kelak menjadi Menteri Luar Negeri Indonesia pertama, bersama Bung Karno dan Bung Hatta, berdiskusi. Di ruang kain, puluhan pemuda menunggu dengan sabar. Begitu Coretan naskah proklamasi siap, dipanggil lah Sayuti Melik untuk mengetik. Sayuti Melik dipanggil bukan tanpa alasan. Ia seorang jurnalis maka ada beberapa kata/kalimat yang diganti. Begitu naskah selesai di ketik, Dayuti Melik langsung membuang naskah tulisan tangan tapi seseorang berhasil mengambil dari tempat sampah dan menyelamatkannya.