Lihat ke Halaman Asli

Elisa Koraag

Akun Kompasiana ke dua

Peluncuran dan Bedah Novel Prasa & Kelir Karya Yon Bayu

Diperbarui: 14 November 2023   00:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel Kelir dan Prasa melengkapi koleksi buku di rak buku saya. Dokpri: Elisa Koraag 

Menyusuri Taman Ismail Marzuki adalah merefleksi kenangan keberadaan sebuah wadah yang ramah dan nyaman. Warung kopi dan warung soto lamongan, sempat memyimpan kenangan di suatu masa..

Hari ini TIM masih menjadi tempat diskusi. Sejujurnya TIM menjadi tempat lebih berkelas. Seniman di "wong" ke. Sayangnya tembok beton dan minim petunjuk, bikin sebel. Karena petugas yang ditanyakan, malah nggak tahu. Di awal TIM usai renovasi dibuka, ada petunjuk yang bisa di scan tertempel di dinding. Kini sudah nggak ada. Mungkin perlu waktu khusus untuk mengeksplorasi TIM.

Sejak membaca woro-woro acara bedah Novel Mas Yon, begitu biasa, ia di sapa, di media sosial, Saya sudah meniatkan untuk hadir. Hadir sebagai bentuk dukungan dan apresiasi sekaligus ingin mengulik di balik penulisan dua novel, Prasa dan Kelir.

Saya datang mengajak kawan - kawan dari Komunitas Perempuan Pelestari Budaya Nusantara, sebuah Komunitas yang bertujuan melestarikan budaya lewat berbusana kain dan kebaya. Siang itu, di cuaca yang terik, kehadiran kami agak menyolok dan langsung menarik perhatian kawan-kawan Kompasiana yang sudah duluan datang.

Komunitas PPBN - Komunitas Perempuan Pelestari Budaya Nusantara bersama Yon Bayu Wahyono Dokpri: Elisa Koraag 

Ada Muthia, Sang Penulis Mas Yon Bayu, Yos Mo (senang kamu masih mengenali saya) juga Sukma. Kawan - kawan saya senang menerima sambutan yang hangat dan menambah kenalan baru.

Sesaat ngobrol sambil menikmati es jeruk. Mas Yon berterima kasih karena saya datang. Wah ya saya yang merasa terhormat bisa hadir di peluncuran dan bedah dua novel Mas Yon. Eh rupanya kami menunggu karena yang membawa buku absensi belum datang. Namun setelah ruangan diskusi di PDS HB Jasin dibuka, kamipun bergegas naik ke lantai 4. Sesaat masih menunggu lagi, saya kurang paham apa yang ditunggu. Saya dan kawan-kawan memanfaatkan waktu untuk foto- foto.

Komunitas PPBN. Dokpri: Elisa Koraag 

Satu persatu undangan berdatangan. Saya yang tidak sempat hadir beberapa waktu lalu di acara Kompasiana, baru berasa reuni hari itu. Jumpa Pak Thamrin, Rahab, Agung, Taufik, Pak Sutiono, Hida, Diah Woro, Eka Murti, Dewi Puspita, Eva butar-butar, Maria Margaretha juga Kang Bugi

Bersama Kang Bugi sempat ngobrol kesamaan minat berbusana khas Indonesia. Kang Bugi sudah mulai menggunakan sarung dan syal batik untuk hadir di berbagai kegiatan.  Rahab yang melihat saya memakai topi bulu khas Papua, bertekad akan mulai menggunakan blangkon dan ikat kepala khas Badui. Ayo ramai-ramai gunakan busana khas Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline