Lihat ke Halaman Asli

Elisa Koraag

Akun Kompasiana ke dua

Pelecehan seksual di manapun harus dilawan!

Diperbarui: 16 April 2023   10:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok: Elisa Koraag

Dengar kata pelecehan seksual, rasanya geram dan marah. Buat saya, pelecehan seksual harus di lawan. Apalagi kalau terjadi di tempat umum, seperti di angkutan umum karena hampil mustahil kalau masyarakat harus menghindari angkutan umum. Apalagi saat ini saya sedang berusaha membiasakan diri menggunakan kain dan kebaya (sebagai bentuk dukungan pada gerakan #KebayaGoestoUnesco) pada kegiatan sehari-hari termasuk naik transportasi umum.  Angkutan umum, saat ini commuterline, Transjakarta, MRT dan LRT sudah menjadi sarana transportasi yang nyaman, memadai dan manusiawi. Sayangnya belum AMAN dari PENCOPET dan PELAKU PELECEHAN SEKSUAL. 

Buat saya pelecehan seksual itu:

1. Tidak boleh dianggap sepele. 

Harus di sosialisasikan pelecehan seksual adalah masalah serius. Pelaku (kalau tertangkap) di beri sanksi berat. Tidak cukup permintaan maaf dan janji di atas materai untuk tidak mengulangi lagi perbuatannya. Karena kenyataannya pelaku sudah sering melakukannya dan lepas dengan HANYA minta maaf dan berjanji tidak mengulangi.

Sedangkan korban harus di support. (Bukan malah dipermalukan) laporan korban pelecehan seksual harus hati-hati dan manusiawi. Jika identitas korban tak ingin diungkap, ya harus dilindungi. 

2. Harus dilawan.

Bentuk perlawanan terhadap kasus pelecehan seksual, dengan sosialisasi dan edukasi terus menerus. Bahwa pelecehan seksual harus DILAWAN. Lewat tindakan di tempat saat kejadian. Jangan ragu berteriak/menegur pelaku. Lapor pada petugas setempat. 

3. Bentuk aturan/sistim yang meminimalkan peluang terjadi pelecehan seksual.

Adanya gerbong commuterline khusus perempuan atau Transjakarta khusus perempuan, sudah baik. Tapi belum cukup karena kedua fasilitas itu terbatas. Bahkan nggak sedikit perempuan yang enggan naik gerbong khusus perempuan karena katanya gerbong perempuan malah lebih brutal. Karena penumpangnya sesama perempuan jangan berharap ada yang mau menawarkan kursi/mengalah. Nggak peduli  pada perempuan hamil/bawa bayi/perempuan tua. Celetukan sinis yang pernah saya dengar, sudah tahu hamil kok berpergian. Sudah tahu jam ramai, bawa anak, malah nyusahin, dll. 

Selain itu gerbong atau fasilitas untuk perempuan belum cukup. Makanya masih banyak perempuan yang berada di fasilitas umum yang bercampur dengan laki-laki. Tapi pelecehan seksual juga terjadi pada laki-laki. Jadi korban pelecehan seksual bisa perempuan dan bisa juga laki-laki.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline