Lihat ke Halaman Asli

Elisa Koraag

Akun Kompasiana ke dua

KPK-Kompasiana, Makan-makan dan Liputan UMKM Manisan Pala

Diperbarui: 23 November 2019   01:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

KPK-Kompasiana, Makan-makan dan Suport UMKM Manisan Pala. Namanya juga KPK-Kompasiana Penggila Kuliner. Pasti selalu ada makan-makan. Hari masih pagi-pagi benar ketika saya sudah di atas transjakarta, jurusan Puribeta-Tendean. Dari halte Tendean sambung ojol ke stasiun KA Kalibata. Tepat pk. 10.00,  sudah terdengar informasi, kereta memasuki stasiun bogor. Sesuai jam yang ditentukan.

dokumentasi pribadi

Tapi tetap saja, saya butuh waktu untuk mencari titik kumpul yang disepakati. Mengandalkan koordinasi di WA grup. Saya tidak ke luar stasiun. Akhirnya terlihat titik yang disepakati.   Setengah berlari saya menghampiri. dari jauh terlihat Bos Madyang memberi arahan untuk foto bersama. Eits tunggu dulu, ujar saya dalam hati. sayapun mempercepat langkah kaki dan langsung masuk di antara deretan kawan-kawan. Jadilah foto bersama.

Dok. Bos Madyang

Setelah berkumpul semua, kita ber 13 termasuk fasilitator UMKM Nisa, menumpang dua taksi online. Udara bogor jauh dari kesejukan. bahkan bisa dibilang, panasnya nampol. Bos Madyang sudah mengingatkan untuk membawa tumbler dan bekal air. Yup, nggak lucu banget, jalan-jalan terus dehidrasi. Taksi online meluncur membelah kemacetan kota yang terkenal dengan julukan kota Sejuta angkot. Kita melipir ke pinggir ke arah Dramaga. sebelum menuju target UMKM, isi perut dulu karena memang sudah waktunya makan siang.

dokumentasi pribadi

Warung makan khas sunda yang kami tuju. Tersaji pilihan, ikan bakar, ayam bakar, sayur asem dan tumis kangkung. plus sayur daun pepaya yang maknyus. Saya memilih ikan bakar dan tumis kangkung, lengkap dengan sambel terasi. Sayur daun pepaya, sempat icip-icip sedikit, rasanya lebih enak dari tumis kangkung. Kalau tumis kangkung kelihatannya cuma digaremi, sayur daun bunga pepaya ini bumbunya terasa. Makan enak, ditemani segelas es teh ditutup dengan es jeruk. Mantaplah, perut kenyang, hati senang.

dokumentasi pribadi

dokumentasi pribadi

Usai makan, rombongan menuju pasar cimanggis yang jaraknya kurang dari 15 menit dari tempat makan siang tadi. Sebuah rumah yang nyempil tapi nggak kecil, itulah yang dituju. Rumah pengrajin UMKM Manisan pala, Ibu Oyok. Perempuan paruh baya ini, sudah menjadi nenek. Memulai usaha manisan pala, sebetulnya melanjutkan usaha orangtua yang sudah lebih memulai sejak tahun 60 an. Ya manisan pala, sudah dikenal sebagai cemilan  dan oleh-oleh khas kota Bogor.

Bu Oyok melabur pala dengan gula pasir

Sesudah menikah, bu Oyok menjadikan usaha Manisan pala sebagai mata pencahariannya. Memulai dengan 50 kg manisa pala, terus berkembang dan mampu memnuhi kebutuhan hidup. Baik sandang, pangan, papan dan biaya pendidikan kelima anaknya. Puluhan tahun Bu Oyok, memproduksi manisan Pala. Jika musim libur seperti jelang Idulfitri dan tahun baru. Ia mampu memproduksi hingga 2-3 ton. karena manisan pala bertahan cukup lama, jika kurang peminat, maka bu Oyok menghentikan produksinya dan  hanya menjual dari simpanan yang ada.

dokumentasi pribadi

Ala bisa karena biasa. terlihat mudah tapi kenyataan nggak semudah yang terlihat. tangan Bu Oyok begitu trampil mengupas buah pala dengan pisau kecil yang tajam. buah pala berlulit tipis, hingga perlu hati-hati saat mengupas. Apalagiu membentuknya menjadi bunga yang cantiuk. tangan tua Bu Oyok terlihat begitu trampil melakukannya. saat ditanya apakah mau mencoba, saya menggeleng tersenyum dan mengucapkan terima kasih. memilih menolak ketimbang jemari terluka.

dokumentasi pribadi

Dari buah mentah yang sudah dikupas, dicuci dan direndam kurang lebih 3 hari, untuk menghilangkan getahnya. lalu air diganti dan dilakukan perendaman dengan air gula, lalu di jemur beberapa hari. kemudian jika ingin ingin dibuat manisan pala kering, usai perendaman dengan air gula, lanjut dilabur ke gula pasir. Asli gula pasir yang berbulir-bulir seperti pasir.

dokumentasi pribadi

Usai ditaburi gula lanjut ke proses pengeringan. Proses pengeringan lewat dua proses di bawah matahari dan diopen. Pemanasan dengan open dilakukan 2 malam. tapi api menyala hanya sepanjang malam. pagi menjelang api dimatikan. setelah proses pengeringan, manisa pala kering siap dikemas.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline