Lihat ke Halaman Asli

Elisa Koraag

Influencer

LRT, MRT, dan Commuter Line, Tiga Transportasi Modern Jakarta

Diperbarui: 21 Februari 2019   13:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Minggu lalu, saya menghadiri   Focus Grup Discussion (FGD) dengan tema "Pembangunan LRT Jabodebek dan Sumsel Untuk Siapa?" yang digelar Harian Warta Kota di Gedung Kompas Gramedia, Jalan Palmerah Barat, Palmerah, Jakarta, Rabu (13/2/2019).

Menghadirkan narasumber;

 Direktur Jenderal (Dirjen) Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Zulfikri;

Direktur Operasi II PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Pundjung Setya Brata;

Vice President PMO Operation LRT Jabodebek, Iwan Eka;

Pengamat Perkotaan Universitas Tri Sakti, Nirwono Joga;

Pengamat Transportasi Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno;

influencer Ditto Percussion, dan beberapa komunitas peduli transportasi seperti  CLICKompasiana (Commuter Line Community of Kompasiana) Ketapel: Kompasiana Tangsel-Tangerang dan Komunitas UNJ Commuter

Bicara LRT pasti lekat dengan tujuan utamanya, yaitu mengurangi kemacetan. Jakarta yang kini disebut mega metropolitan memang harus segera bebenah dalam hal kemacetan. Karena kemacetan menjadi salah satu predikat negatif. Kalau nggak macet, bukan Jakarta, katanya. Sebelkan dengarnya. Tapi ya emang gitu, macet di Jakarta nggak kenal waktu

Saya tingga di Jakarta coret, perbatasan Jakarta-Tangerang, tepatnya di kawasan Ciledug. Saya sangat berterima kasih pada pemerintah dengan menghadirkan transjakarta koridor 13. Dari Cuma Puribeta-blok m dan puribeta-Pancoran kini ada Puribeta-Tosari, Puribeta-Ragunan. Bahkan kini ada yang sampai Ciledug, nggak cuma Puribeta.

Sebelum ada transjakarta koridor 13, saya harus membudgetkan sekitar rp. 500.000/minggu untuk ojek online. Karena saya sudah nyerah kalau harus naik metromini 69, ciledug-blok m. selain kendaraannya nggak layak jalan, ngetem di manap-mana, sehingga perlu waktu yang lama. Ini yang saya nggak bisa. Sejak ada transjakarta, ojek on line saya paling sekitar Rp. 150 ribu/minggu. Penghematan yang luar biasa. Selain itu, nyaman banget naik transjakarta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline