Lihat ke Halaman Asli

Elisa Koraag

Influencer

Membatikkan Indonesia Setiap 2 Oktober

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hari ini, kita merayakan Hari Batik Nasional. Lahir karena pengakuan dunia International (UNICEF) pada karya anak bangsa Indonesia, khususnya budaya Jawa. Menjadikan batik sebagai warisan dunia yang harus dilestarikan.

Awalnya batik memang bagian dari gaya busana baik keseharian masyarakat Jawa maupun untuk ritual keraton. Seiring berjalannya waktu, Batik menyebar ke seluruh dunia dan di Indonesia sendiri penghargaa pada batik sudah terlihat adanya kewajiban berkemeja batik disalah satu hari dalam seminggu sebagai bagian seragam peserta didik dari TK hingga SMA.

Saya tidak akan membahas batik sebagai sebuah karya budaya, saya hanya menyoroti betapa banyak orang yang tidak tanggap.

Contohnya sekolah, seperti yang sudah saya tulis di atas, pelajar memiliki satu seragam batik yang wajib dikenakan satu kali dalam seminggu. Seharusnya pihak sekolah tidak sekedar mengajar anak mengingat tanggal 2 Oktober sebagai hari batik. Seharusnya bisa lebih dari itu, misalnya menginstruksikan pada tanggal 2 Oktober semua siswa dan guru menggunakan batik. Jika biasanya seragam batik tidak dikenakan pada hari Rabu, maka khusus 2 Oktober jatuh pada hari apapun, semua siswa wajib memakai seragam batik. Toh mengganti jadwal pemakaian seragam tidak akan berdampak pada proses belajar. Tapi mengenakan batik pada hari batik. Menjadi peristiwa monumental karena semua orang (yg sekolah/bekerja) menggunakan batik. Atau membatikkan Indonesia setiap 2 Oktober.

Pesannya jelas, menghargai hari batik bukan menghafal waktu penetapan batik 2 Oktober tapi lebih dari itu. Penghargaan pada batik dengan mewujudkan menggunakan batik. Dengan demikian penghargaan atas batik bukan sekedar basa-basi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline