Lihat ke Halaman Asli

Mutia Erlisa Karamoy

Lifestyle Blogger | Web Content Writer

Menciptakan Genre dengan Keluarga Berencana

Diperbarui: 17 Juni 2015   21:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar

"Sebuah keluarga adalah tempat di mana prinsip-prinsip ditempa dan diasah diatas landasan hidup sehari-hari". (Charles A Swindoll).

Indonesia akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015 mendatang. Menjelang diberlakukannya pasar bebas ASEAN tersebut, Indonesia harus terus meningkatkan daya saingnya, terutama dalam sektor ketenagakerjaan dengan meningkatkan  kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Peningkatan kualitas SDM merupakan agenda penting yang harus segera dilaksanakan mengingat sektor tenaga kerja merupakan hal yang paling mendasar dan erat hubungannya dengan kelangsungan hidup masyarakat. Bayangkan jika Indonesia tidak memiliki SDM yang berkualitas, maka bersiaplah kita akan tenggelam dalam persaingan antar negara ASEAN. Jangankan untuk menjadi tuan di negeri kita sendiri, menjadi pekerja atau buruh di negeri kita sendiri pun akan sulit. Tentu kita tidak ingin hal tersebut akan menjadi kenyataan, karena itu seharusnya kita mulai berbenah dengan meningkatkan daya saing kita. Caranya, tentu saja dengan meningkatkan kualitas SDM kita. Menciptakan generasi muda yang berkualitas secara otomatis akan meningkatkan daya saing SDM. Jika bicara tentang generasi muda yang berkualitas maka kita tentu akan bicara tentang pendidikan, karena dunia pendidikan memegang peranan penting dalam menyiapkan generasi muda yang cerdas, berakhlak, dan berilmu, serta memiliki tanggung jawab untuk membawa bangsanya ke arah yang lebih baik. Namun, satu hal yang patut kita sadari bahwa pendidikan tidak hanya berkonotasi sempit dengan mengacu pada sekolah atau pendidikan formal semata. Ada bagian yang juga memiliki peranan tidak kalah penting dengan sekolah dalam mencetak generasi muda yang berkualitas, yaitu keluarga.

Membangun Keluarga Yang Berkualitas dan Terencana Definisi keluarga berdasarkan Undang-undang No. 10 tahun 1992 disebutkan bahwa keluarga merupakan wahana pertama seorang anak mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan bagi kelangsungan hidupnya. Keluarga dpandang sebagai struktur terkecil dari masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang merupakan bagian dari jaringan yang lebih besar. Keluarga merupakan satu-satunya lembaga sosial yang diberi tanggung jawab untuk mengubah suatu organisme biologis menjadi manusia seutuhnya, yaitu manusia yang memiliki hak dan kewajiban, bertanggung jawab, memiliki prinsip hidup, dan mampu memberikan manfaat bagi kehidupan di sekitarnya. Dalam kehidupan sehari-hari, keluarga memiliki 8 fungsi dasar yang berhubungan dengan sistem sosial di masyarakat, yaitu fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi, fungsi afeksi atau menanamkan cinta dan kasih sayang, fungsi proteksi atau perlindungan, fungsi ekonomi, fungsi rekreasi, fungsi pendidikan, dan fungsi agama. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran keluarga dalam suatu masyarakat berbangsa dan bernegara. Baik buruknya suatu masyarakat sangat tergantung pada kualitas keluarga yang menghasilkan individu-individu yang merupakan bagian penting dari masyarakat. Mengapa? Karena keluarga merupakan unit sosial pertama dan utama sebagai pondasi primer tumbuh kembangnya seorang anak. Sedemikian besarnya peran keluarga membuat pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah melakukan berbagai usaha untuk menghasilkan keluarga yang berkualitas dan memiliki perencanaan hidup yang baik, diantaranya dengan program Genre (Generasi Terencana). Genre pada dasarnya adalah program bkkbn yang memiliki tujuan utama sebagai berikut :

  • Menyajikan informasi yang berkaitan dengan penyiapan diri remaja menyongsong kehidupan berkeluarga yang lebih baik.
  • Menyiapkan pribadi yang matang dalam membangun keluarga yang harmonis.
  • Memantapkan perencanaan dalam menata kehidupan untuk keharmonisan keluarga.

Dan sebagai landasan hukumnya adalah UU No.52 tahun 2009, tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga Pasal 48 ayat 1 (b) yang mengatakan bahwa peningkatan kualitas remaja dengan pemberian akses informasi, pendidikan, konseling, dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga. Bkkbn sangat concern terhadap penting perencanaan dalam sebuah keluarga demi menghasilkan keluarga Indonesia yang berkualitas, terutama generasi muda yang memiliki perencanaan yang matang. Namun, sesungguhnya untuk menghasilkan Genre maka mau tidak mau kita harus memiliki keluarga yang juga terencana. Terencana dalam arti kata bukan hanya permasalahan jumlah anak dalam suatu keluarga tapi lebih luas dari pada itu, yaitu bagaimana membentuk keluarga yang memiliki manajemen yang baik, terencana, dan terstruktur agar mampu menciptakan generasi yang berilmu, tangguh, cerdas, kreatif, dan memiliki akhlak yang baik. Membangun keluarga berencana sama halnya membangun bisnis, jika tidak memiliki perencanaan yang matang maka semua usaha yang telah dilakukan akan sia-sia. Artinya, membangun keluarga berencana harus diawali dengan kemampuan individu didalamnya, dalam hal ini orangtua, memiliki manajemen yang baik. Kemampuan untuk memanajemen keluarga merupakan bagian dari usaha untuk mempertahankan diri dan selanjutnya mampu memlihara kehidupan didalamnya. Mengapa? Karena manusia memiliki keterbatasan dan keterbatasan inilah yang membuat setiap manusia membutuhkan manusia lainnya sebagai pelengkap dan penyeimbang. Menyatukan individu-individu dalam sebuah keluarga untuk saling melengkapi inilah dibutuhkan ilmu manajemen keluarga yang terencana dan terstruktur, dalam bentuk :

  1. Keluarga harus memiliki visi dan misi yang disepakati bersama. Memiliki tujuan yang sama secara tidak langsung akan meminimalisir perbedaan yang timbul seiring perjalanan tumbuh dan berkembangnya sebuah keluarga beserta individu-individu didalamnya. Kehidupan berkeluarga akan lebih terencana dan terarah menuju masa depan yang lebih pasti.
  2. Keluarga haruslah memiliki perencanaan keuangan yang baik. Perencanaan dalam hal ini adalah kemampuan untuk memanajemen skil dan kemampuan secara maksimal untuk memberikan kehidupan yang terbaik bagi anggota keluarganya, terutama dalam hal pendidikan. Kemampuan untuk memiliki perencanaan keuangan yang baik secara langsung akan memberikan kontribusi sikap yang positif seperti hemat, pantang menyerah, kreatif, dan selalu memcari solusi setiap permasalahan.
  3. Keluarga harus semaksimal mungkin mampu menjalankan 8 fungsi keluarga secara baik. Terpenuhinya fungsi-fungsi keluarga secara otomatis akan membuat individu-individu didalamnya mampu menjalankan perannya di masyarakat dan lingkungan sesuai dengan tata nilai dan norma yang berlaku.
  4. Keluarga, dalam hal ini orangtua haruslah memiliki wawasan yang luas sebagai pendidik, panutan, konselor, komunikator, dan teman/sahabat bagi anak-anaknya. Ada masa dimana anak-anak akan terus tumbuh menjadi manusia yang mandiri, dan orangtua wajib memberikan bekal ilmu yang bermanfaat bagi anak-anaknya agar mereka kelak tumbuh menjadi generasi yang memiliki perencanaan hidup yang matang.

Saya sangat setuju dengan kalimat bahwa seorang anak dilihat dari bagaimana keluarga yang mendidiknya. Pendidikan pertama dan utama yang diperoleh seorang anak dalam keluarga secara langsung akan berpengaruh dalam bentuk sikap, pandangan hidup, dan perilakunya di masa depan. Bkkbn melalui program Genre-nya yang didalamnya terdapat kegiatan Bina Keluarga Remaja (BKR) berusaha secara konsisten untuk menyasar keluarga-keluarga Indonesia, terutama keluarga yang memiliki remaja didalamnya agar mampu menjalankan fungsinya secara maksimal serta memiliki manajemen yang baik. Bina Keluarga Remaja adalah suatu kelompok atau wadah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku orangtua remaja dalam rangka pembinaan tumbuh kembang remaja. Melalui BKR ini secara langsung akan meningkatkan wawasan orangtua dalam menyikapi beragam permasalahan yang dialami anak-anaknya dalam proses tumbuh menjadi seorang remaja atau sebagai problem solving ketika orangtua mengalami komunikasi yang tidak lancar dengan remajanya. Karena itu peran BKR sebagai bagian dari Genre harus terus dimaksimalkan. Orangtua sebagai pondasi tegak atau runtuhnya sebuah keluarga harus terus diberdayakan agar mampu menjalankan fungsi dan peran keluarga secara maksimal bagi anak-anaknya. Ayo kita dukung program bkkbn dengan Genre-nya, karena Genre adalah penerus cita-cita bangsa di masa depan. Sumber referensi tulisan dan gambar :

  1. http://www.slideshare.net/DebuYandi/generasi-berencana
  2. http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/07/apa-itu-keluarga.html
  3. http://www.jawaban.com/assets/uploads/hevi_teri/images/main/140318131459.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline