***
Menunggu angkot.
Sempat aku merasa sedih, tapi aku tahu Tuhan punya banyak jalan untuk menolongku.
"Tit..Tit.." itu adalah bunyi klakson angkot yang kutunggu-tunggu. Akupun mengeluarkan guratan senyuman dari bibirku dan sedetik itu pun hatiku begitu senang. Hingga angkot itu pun muncul. Aku kaget, aku mengira bahwa itu adalah angkot tumpangan masyarakat untuk bepergian. Nyatanya yang kulihat adalah seorang Bapak yang sudah lanjut usia dengan seorang Ibu, yang duduk di samping bangku Bapak itu, dan juga ada sedikit barang-barang bekas di dalam mobil itu. Ya..itu adalah mobil tempat barang bekas.
"Itu pun tidak masalah bagiku" ucapku.
Dengan berani, aku menjumpai Bapak itu, dan berkata
"Permisi Pak. Maaf, kalau boleh tahu, kalian akan pergi kemana pak?
"Kami akan pergi ke kota, tepatnya di daerah Pasaribu untuk mengambil barang-barang bekas. Kenapa nak?" Ucapnya.
"Begini Pak, saya hendak ke kota untuk bimbingan belajar. Sudah lama saya menunggu angkot, tetapi aku tak kunjung mendapatkannya, dan jika aku menunggu lebih lama lagi, aku akan terlambat Pak, dan aku akan ketinggalan banyak materi belajar. Kalau sekiranya Bapak tidak keberatan, apakah aku boleh menumpang, Pak?" jelasku padanya
"Nak...sama sekali aku tidak keberatan, kamu boleh ikut bersama kami. Yang jadi masalahnya sekarang, tidak ada satu pun bangku untuk kau duduki, dan lihatlah keadaan mobil ini, penuh dengan karat. Karena memang ini hanyalah mobil tempat barang bekas." Kata bapak itu padaku.
"Tidak apa-apa Pak, aku berdiri saja Pak" ucapku meyakinkan Bapak itu.