Angin pilu menemaniku di malam sepi.
Ruang yang hampa, gelisah hati, tatapan kosong, tanpa makna.
Tetiba air mataku terjatuh.
Semuanya ambigu, aku kehilangan akal.
Angin seakan memahamiku
Jiwaku gundai gulana.
Pantulan sinar rembulan,
hingga rembulan pudar.
Merah padam rupaku penuh antipati,
berulang kali kumengutuk diri,
penuh tanya akan makna hayatku di jagat ini,