/1/
Aku duduk terpaku,
dengan tatapan kosong, di kala hujan menemani
entah bagaimana bisa, puluh ribu kata memenuhi pikiranku
entah karena apa, tak hanya semesta yang menangis
kalbuku pun begitu.
Kata, detak jantung, peringaimu memenuhi pikiranku.
Bahkan rintik rinai seakan menggambarkan kala itu.
/2/
Kaki kuatmu menapaki setiap kerikil, jalan tanjakan,