"Workplace bullying in any form is bad for business. It destroys teamwork, commitment and morale." --Tony Morgan
Lebih memilih gaji banyak tapi lingkungan kerja negatif atau gaji sedikit tapi lingkungan kerja positif? Jika menuruti keinginan duniawi, saya ingin memiliki gaji banyak dengan lingkungan kerja yang positif, hehe.
Tidak dapat dipungkiri, kita semua pasti menginginkan lingkungan kerja yang saling mendukung satu sama lain. Terhindar dari rasa iri dengki dan saling menjatuhkan. Sungguh menyenangkan rasanya jika dapat bekerja di tempat yang positif untuk mengembangkan karir dan keterampilan.
Mencari pekerjaan di zaman yang serba bersaing seperti saat ini memang terasa cukup sulit, apalagi bagi anak kemarin sore yang belum punya banyak pengalaman. Maka kebanyakan dari kita merasa cukup dan enggan untuk melihat peluang yang lain ketika berhasil mendapat pekerjaan. Dalih 'yang pentingkan nggak nganggur' menjadi penguat tiap pekerja untuk tetap bertahan dalam pekerjaan, apapun kondisinya.
Gaji tinggi dan perusahaan yang ternama tidak cukup untuk membuat pekerjanya bahagia dan sejahtera. Lingkungan sekitar pun turut ambil bagian dalam kenyamanan dan kesejahteraan.
Tidak ada profesi yang 100% menyenangkan dan sesuai dengan keinginan kita. Masing-masing profesi pasti memiliki tantangan yang harus dihadapi. Namun perlu kita ketahui, apakah itu membuat kita stres, jenuh, tidak bersemangat, atau bahkan sampai depresi? Jika hal itu terjadi, kita patut untuk waspada. Sayangnya, kebanyakan dari kita kurang bisa menyadari situasi yang terjadi di tempat kerja.
Mengenal masing-masing rekan kerja dan sesekali menganalisis wataknya memang sangat diperlukan. Dalam dunia pekerjaan kita tidak boleh 'manut' atau 'nggah nggih' saja. Kita wajib memperhatikan kondisi mental selama bekerja. Apakah stres yang kita hadapi murni dari pekerjaan saja atau pengaruh dari lingkungan kerja?
Berada di lingkungan kerja yang beracun atau toxic workplace harus segera disadari sedini mungkin. Iniliah sebabnya kita perlu mengenal secara mendalam tentang siapapun yang ada di lingkungan pekerjaan kita, mulai dari atasan sampai dengan rekan kerja.
Kenalilah atasanmu!
Bagaimana atasanmu? Apakah ia cukup mengayomi anak buah? Apakah ia memperlakukan sama terhadap anak buahnya? Apakah ia memperhatikan pekerjaanmu? Apakah ia mengapresiasi pekerjaanmu? Jika itu semua terjadi maka beruntunglah, kamu telah memiliki pemimpin yang cukup baik.
Namun jika semua itu tidak pernah kamu alami selama bekerja, segeralah pikirkan kembali untuk putus atau terus dari pekerjaan tersebut.
Pemimpin yang baik adalah ia yang mampu menuntun dan mengarahkan anak buahnya. Perhatikan sikap atasanmu, apakah ia tipe atasan yang memiliki sikap leadership atau bossy? Atasan yang memiliki sikap leadership akan lebih menghargai bawahan sebagai mitra dalam pekerjaan, dengan membangun relasi positif dan mengharagai kinerja anak buah.
Sementara itu, atasan yang bossy tidak mempedulikan bawahannya. Ia cenderung peduli pada keuntungan yang didapat dan cenderung menyalahkan bawahan jika situasi berjalan dengan buruk.
Selain itu, kamu juga perlu mengamati apakah atasanmu mudah terpengaruh oleh anak buah yang toxic? Jika iya, ini cukup membahayakan karena bisa saja ia tidak terbuka terhadap situasi dan cenderung percaya dengan yang ia dengar tanpa peduli dengan fakta yang ada.
Lain di mulut, lain di hati
Pernah dengar peribahasa 'lain di mulut, lain di hati'? Begitulah kira-kira gambaran manusia bertopeng, segala yang terucap berbanding terbaik dengan isi hatinya. Di depan kita terlihat baik dan ramah, tapi di belakang kita melakukan yang sebaliknya. Lebih parah lagi jika di belakang kita ternyata ia menciptakan drama, mencoba untuk memfitnah dengan cerita yang dibuat-buat.
Mendapat rekan kerja yang hobi nggosip atau membicarakan kita di belakang memang meresahkan. Tak sedikit hal ini pasti terjadi di tiap lingkungan pekerjaan dengan porsi yang beragam. Apa sih susahnya ngomong langsung?
Tanda-tanda perilaku negatif dari rekan kerja di lingkungan kerja yang kurang sehat adalah tidak profesional. Rasa iri dan dengki yang akhirnya dilibatkan dalam dunia pekerjaan, atau dalam artian mencampurkan masalah pribadi dan pekerjaan. Segala cara pasti akan dilakukan untuk menyingkirkan kamu yang dianggapnya sebagai saingan.
Tentu saja dalam dunia pekerjaan kita akan menemukan orang seperti itu: ada yang terlihat manis hanya di depan kita, ada yang terang-terang tidak suka dengan kita, ada yang terlihat jutek padahal sifat aslinya baik.
Ilustrasi: https://factorialhr.com/