Akuaponik,salah satu sistem budidaya tanaman ini mungkin sudah tidak asing lagi di telinga,namun sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan Akuaponik dan bagaimana sih cara penggunaan serta keuntungannya? Yuk kita belajar bersama mengenai teknik budidaya satu ini!!
Secara sederhana,akuaponik dapat diartikan sebagai sistem gabungan antara akuakultur (budidaya ikan) dan budidaya sayuran tanpa ketergantungan tanah sebagai media tanam(Soilless Culture). Bila dilihat sekilas teknik ini hampir mirip dengan teknik budidaya tanaman secara hidroponik,akan tetapi pada umumnya hidroponik hanya dikhususkan untuk tanaman sayuran atau bunga-bungaan dengan menggunakan pupuk cair atau zat-zat kimia ikut berperan dalam suplai pemenuhan nutrisinya. Sementara itu,teknik akuaponik lebih menekankan pada penggunaan air sisa pakan dan kotoran ikan sebagai bahan pemenuhan nutrisi untuk sayuran yang ditanam diatas kolam ikan. Hal ini tentunya sangat menguntungkan bila dilakukan karena selain menghemat tempat,kita juga mendapatkan sayuran organik yang dapat kita konsumsi setiap hari. Selain itu karena teknik akuaponik ini tidak membutuhkan tempat yang luas maka teknik ini sesuai untuk diterapkan di daerah-daerah dengan ketersediaan tanah dan air yang langka bahkan mahal seperti wilayah perkotaan dengan pekarangan yang sempit,daerah kering,padang pasir serta pulau-pulau kecil.
Lantas,bagaimana sih sistem akuaponik ini bekerja?
Sistem kerja akuaponik sangat sederhana dimana air yang di dalamnya terkandung kotoran serta sisa pakan ikan akan disalurkan ke tanaman. Kotoran atau limbah ini sebenarnya berbahaya bagi ikan namun bagi tanaman limbah ini dapat menjadi nutrisi dan sumber hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Melihat akan hal itu,terciptanya simbiosis mutualisme dimana kotoran atau limbah yang ada di kolam akan terserap oleh tanaman sehingga tidak menumpuk dan menjadi racun bagi ikan dan sebagai gantinya,tanaman akan memberikan oksigen dalam air yang sudah disaring yang dibutuhkan oleh ikan. Akan tetapi perlu diketahui juga bahwa dalam sistem akuaponik terdapat 3 komponen utama yaitu ikan,bakteri pengurai serta tumbuhan. Gambaran singkat yang terjadi di dalam teknik akuaponik adalah sebagai berikut : ikan akan menghasilkan kotoran yang mengandung amonia yang biasanya dimanfaatkan oleh bakteri pengurai sebagai makanannya kemudian amonia tersebut akan dirubah menjadi nitrit oleh bakteri aerob dan akan diubah menjadi nitrat oleh bakteri anaerob kemudian terjadi pemanfaatan nitrat yang merupakan unsur hara makro oleh tanaman,karena unsur hara terpenuhi maka tanaman akan menghasilkan oksigen yang akan dikembalikan dalam sistem akuatik namun dengan kualitas yang lebih baik.
Selain sistem terdapat juga subsistem dalam akuaponik yang bertanggung jawab dalam penghilangan limbah padat,penyuplai basa dalam menetralkan keasaman dan pengatur kandungan oksigen air. Subsistem tersebut antara lain : tangki pemeliharaan ikan,tangki pemisah dan penangkap limbah padat,tangki sebagai tempat tinggal bakteri (aerob dan anaerob),hidroponik sebagai tempat menanam tumbuhan dan yang terakhir adalah tangki pengumpul air bersih yang digunakan untuk menampung air sebelum dipompa kembali ke kolam. Hal lain yang tak kalah penting dari komponen akuaponik adalah penggunaan media,hal ini dikarenakan media berperan dalam proses penyaringan air dengan menjerat sisa pakan serta kotoran ikan sehingga pemilihan media yang tepat juga dapat mempengaruhi kualitas air. Media yang digunakan harus bersifat menahan air (porus),nah apa saja sih media yang tergolong porus? Media tersebut antara lain zeolit,batu split,batu apung,arang dari kayu,arang dari tempurung kelapa,arang sekam,kerikil,pakis,hydroton dan media lain.
Apa saja sih keuntungan dan kelemahan dalam akuaponik?
Yang pertama kita akan membahas mengenai keuntungan dari akuaponik,keuntunggan penggunaan akuaponik diantaranya :
- Akuaponik mampu diterapkan di wilayah yang sempit tanpa merusak ekosistem
- Tidak memerlukan pupuk tambahan khususnya pupuk kimia dikarenakan pemanfaatan kotoran dan sisa pakan ikan sebagai nutrisi bagi tanaman sehingga dapat dikatakan produk hasil akuaponik termasuk produk organik
- Memiliki nilai estetika karena bisa memanfaatkan satu tempat yang menghasilkan 2 produk
- Memiliki nilai prospektif yang tinggi untuk dikembangkan di daerah dengan sumber air yang sulit atau mungkin ketika musim kemarau tiba,hal ini dikarenakan kita tidak perlu menyiram tanaman sehingga terjadi penghematan air.
Selain keuntungan,terdapat pula kelemahan dari penggunaan akuaponik yaitu:
- Biaya awal yang digunakan untuk membangun instalasi cukup besar,hal ini dikarenakan pembelian peralatan dan bahan yang akan digunakan cukup mahal akan tetapi keuntungan dari penggunaan akuaponik ini juga cukup banyak sehingga dapat menutupi besarnya modal di awal
- Akuaponik ini kurang cocok diterapkan pada daerah yang sering mengalami pemadaman listrik,hal ini dikarenakan sistem akuaponik ini membutuhkan daya listrik yang cukup besar hal ini juga sejalan dengan biaya yang akan dikeluarkan.
- Instalasi yang dibangun juga tidak lepas dari kontrol manusia,pengaturan pH dan kadar oksigen juga harus sering diperhatikan serta penggunaan aerator yang harus selalu diperhatikan.
Jadi bagaimana? Tertarikkah anda untuk mencoba teknik budidaya tanaman satu ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H