Lihat ke Halaman Asli

Hilangnya Rangka Tak Berfungsi

Diperbarui: 15 Oktober 2017   14:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rangka tubuh yang ada pada manusia tentunya mengingatkan kita tentang fungsi dari rangka tersebut yaitu, menopang, melindungi, dan memberi bentuk. Rangka tubuh ini dibangun oleh berbagai macam tulang yang dilapisi oleh otot dan kulit, sehingga disebut endoskeleton atau rangka dalam. Rangka tubuh merupakan alat gerak pasif manusia yang akan digerakkan oleh otot. Rangka tubuh ini sendiri dibagi menjadi dua, yaitu rangka aksial dan rangka apendikular.

Rangka aksial merupakan rangka yang digunakan sebagai perlindungan. Rangka aksial dibedakan menjadi empat bagian, yaitu gelang bahu (tulang belikat dan selangka), anggota gerak atas (tulang pengumpil, hasta, telapak tangan, jari tangan, pangkal lengan), gelang panggul (Ilium, simfisis pubic, iskium, pubic), dan anggota gerak atas (tulang paha, kering, betis, tempurung lutut, pergelangan kaki, telapak kaki, jari kaki).

Rangka apendikular merupakan rangka yang digunakan sebagai perlindungan. Rangka apendikular dibedakan menjadi lima bagian, yaitu tengkorak, tulang telinga dalam dan hioid, tulang belakang, tulang dada, dan tulang rusuk.

Setiap rangka tubuh tentu memiliki masing -masing bentuk, struktur, dan fungsinya bagi keberlangsungan hidup kita. Selain dalam melindungi, menopang, dan memberi bentuk, rangka tubuh juga berfungsi sebagai hematopiesis, yaitu pembentukan sel darah putih, sel darah merah, dan keping darah. Selain itu, sebagai tempat pemyimpanan mineral, energi, dan memiliki fungsi imunologis. Fungsi imunologi ini diartikan bahwa rangka tubuh menghasilkan sel - sel imunitas di dalam sumsum. Namun, apakah ada rangka yang tidak memiliki fungsi? Jawabannya adalah ada. Rangka yang tidak memiliki fungsi ini akan mengalami rudimenter (regenerasi) atau menghilang. Rudimenter adalah hilang atau berkurangnya struktur dan fungsi organ yang sudah tidak pernah digunakan lagi. Rudimenter sendiri dapat terjadi demi fungsinya yang benar dan dipergunakan untuk hal yang sangat berlainan.

Organ yang mengalami pergeseran fungsi ini dianggap sebagai bukti dari adanya proses evolusi (organ yang sudah tidak berguna ternyata masih dijumpai) dan suatu organ yang diciptakan tentu saja bukan sekedar aksesoris. Dulu, tentunya dapat berfungsi baik namun karena perubahan zaman dan lingkungan yang akhirnya menyebabkan organ yang sebelumnya berfungsi menjadi tidak memiliki peran. Contoh dari organ yang mengalami rudimenter adalah tulang ekor.


Tulang ekor terletak di bagian bawah tulang belakang. Fungsi dari tulang ekor adalah menjaga keseimbangan saat berada dalam posisi duduk, sehingga ketika terjatuh dalam posisi terduduk, tulang ekor bisa mengalami retak, bergeser, atau memar rasa sakit atau nyeri yang dirasakan oleh tulang ekor ini dapat menyebar ke pinggang, punggung atau yang lainnya.   

Seperti yang kita tahu, kita memiliki kemiripan dengan hewan primata seperti monyet. Kita memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan monyet. Monyet memiliki ekor yang sangat panjang, tidak seperti kita manusia dan hewan besar seperti gorila yang terlihat tidak memiliki ekor. Hubungan kekerabatan itu dibuktikan dengan manusia yang sebenarnya memiliki ekor, yaitu tulang ekor yang memiliki empat segmen saat embrio dan akhirnya bersatu menjadi satu segmen saat dewasa. 

Ekor monyet dan tulang ekor yang kita miliki memang sangat berbeda. Ekor monyet panjang karena ekor tersebut sering dipakai untuk kegiatannya setiap hari, seperti bergelantungan di atas pohon, menumpu dan sebagai penyeimbang saat ia lompat dari pohon satu ke pohon lainnya. Sebagaimana yang kita tahu monyet lebih sering berada di atas pohon dibandingkan berada di atas tanah, sedangkan manusia tidak pernah menggunakan ekornya seperti monyet. Ekor yang ada pada manusia ini, akhirnya mengalami rudimenter. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, rudimenter ini merupakan hilangnya fungsi dari suatu organ karena tidak pernah digunakan. Ekor manusia mengalami rudimenter, sedangkan ekor monyet terus berkembang karena sering digunakan. Ukuran ekor manusia menjadi sangat kecil jika dibandingkan dengan monyet karena kurang fungsinya.  

Organ yang rudimenter adalah organ yang dari awal sama sekali tidak berguna dan belum berkembang sepenuhnya bahkan bisa saja organ tersebut lebih tidak berguna dibandingkan sebelumnya. Tanpa kita sadari, organ -organ tersebut juga masuk dalam seleksi alam. Sebenarnya kemungkinannya sangat kecil untuk sebuah organ yang tidak memiliki fungsi sama sekali. Namun, kita harus memahami bahwa organ-organ yang tidak memiliki fungsi lagi disebut mengalami rudimenter. 

Organ yang mengalami  rudimenter akan membuang waktu karena harus menyediakan darah, zat makanan, dan ruangan secara terus -menerus bagi organ yang tidak lagi memiliki fungsi penting. Seperti yang sudah disebut di atas, seleksi alam juga maasuk dalam faktor rudimenter. Seleksi alam akan cenderung menguntungan individu yang memiliki bentuk tereduksi dan akhirnya menghilangkan struktur yang sudah tidak berfungsi lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline