Pembangunan infrastruktur saat ini telah gencar dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Hal ini tidak lain dipacu oleh keinginan untuk mendukung pemerataan pembangunan, meningkatkan perekonomian bangsa, serta mendorong pada peningkatan daya saing bangsa dan kesejahteraan masyarakat.
Dikutip dari website resmi PUPR, pada TA 2023, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan (DJPI) tengah menargetkan sebanyak 31 proyek KPBU dimana terdiri dari 14 proyek dalam Tahap Penyiapan sebesar Rp 73,93 triliun dan 17 proyek dalam Tahap Transaksi sebesar Rp 138,41 triliun. Bahkan di tahun 2024, Kementerian PUPR telah menargetkan penyelesaian pada 23 infrastruktur Proyek Strategis Nasional (PSN) di Indonesia yang meliputi pembangunan bendungan, jaringan irigasi, tanggul pantai, dan infrastruktur konektivitas, serta menuntaskan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).
Pemanfaatan material untuk menunjang pembangunan tentu menjadi salah satu komponen yang penting. Dalam penggunaannya, material ini tentu perlu dihitung agar sesuai dengan yang dibutuhkan. Penghitungan yang dilakukan pada umumnya masih manual dengan menggunakan meteran. Penghitungan seperti ini tidaklah efektif karena memerlukan waktu yang lama, akurasi yang belum tentu tepat, hingga kemungkinan terjadinya manipulasi data. Jika tetap menggunakan cara konvensional seperti ini, percepatan pembangunan akan sulit terealisasi dan berdampak pada tidak tercapainya target yang direncanakan.
Berawal dari permasalahan ini pula, Widya Robotics, perusahaan teknologi anak bangsa asal Yogyakarta, menciptakan sebuah alat yang mampu memudahkan dalam penghitungan volume muatan truk yang bernama Widya Load Scanner. Teknologi ini menggunakan light detection and ranging (LiDAR) untuk mengukur volume material yang diangkut oleh truk, dump truck, dan lainnya.
Alwy Herfian Satriatama selaku Chief Executive Officer dari Widya Robotics mengungkapkan bahwa teknologi ini mampu menghitung volume material muatan truk hanya dalam waktu 40 detik hingga 60 detik saja dalam satu kali pengukuran. Terkait keandalan, alat ini sudah tersertifikasi memiliki akurasi hingga 99,23% oleh PT SUCOFINDO.
Alwy menambahkan, "Widya Load Scanner telah digunakan oleh beberapa perusahaan swasta dan BUMN dalam proyek-proyeknya. Mulai dari proyek pembangunan di dalam negeri, seperti proyek di IKN, Jakarta, Purwakarta, Cirebon, Balongan, Makassar, Kalimantan, dan Sumatera. Untuk di luar negeri, lat ini juga sudah digunakan oleh perusahaan di Yangon, Myanmar. Sementara itu, untuk perusahaan tambang di Indonesia seperti tambang nikel dan batubara, teknologi ini sudah terpasang di perusahaan swasta yang berlokasi di Sulawesi dan Kalimantan."
Adapun keunggulan WIdya Load Scanner dibandingkan penghitungan konvensional, diantaranya:
1. Akurat
Tingkat akurasi Widya Load Scanner dalam penghitungan volume muatan truk telah terbukti berhasil mencapai 99,23%. Tidak hanya itu, alat ini bahkan telah tersertifikasi oleh PT Superintending Company of Indonesia (SUCOFINDO) karena tingkat akurasinya yang tinggi. Dibandingkan dengan metode konvensional dengan meteran, tentu alat ini lebih menjanjikan.
2. Cepat